Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Senin, 2025, Elon Musk, pengusaha ternama yang dikenal sebagai pemilik SpaceX, Tesla, dan X, serta orang terkaya di dunia, terlibat dalam kontroversi setelah memberi salam yang disamakan dengan simbol fasis selama perayaan pelantikan presiden Donald Trump di Capital One Arena, Washington.
Musk, yang juga merupakan pendonor dan penasihat Trump yang besar, mengucapkan terima kasih kepada para pendukung Trump di tengah sorakan riuh.
Kemudian, Musk melakukan gerakan yang mirip dengan salam Nazi, yaitu menepukkan tangan kanannya ke dada dan mengulurkan tangan kanan ke atas dengan jari-jari rapat dan telapak tangan menghadap ke bawah, yang oleh Anti-Defamation League (ADL) didefinisikan sebagai salam Nazi.
Beberapa detik kemudian, Musk mengulangi gerakan tersebut, dengan tangan sedikit lebih rendah, dan menambahkan ucapan: "Hati saya tertuju pada kalian. Berkat kalian, masa depan peradaban sudah terjamin."
Baca Juga: Ini Sederet Janji dan Ambisi Donald Trump Setelah Dilantik Sebagai Presiden ke-47 AS
Musk juga membicarakan pentingnya menciptakan kota yang aman, batas negara yang terjamin, dan penghematan pengeluaran negara. Dia juga menyinggung rencananya untuk mengirimkan Dogecoin (Doge) ke Mars, merujuk pada janji Trump untuk mengirimkan astronot ke Mars.
Reaksi dan Kontroversi
Gestur Musk segera mendapat perhatian publik. Banyak pengguna media sosial yang terkejut, dan beberapa tokoh sejarah seperti Ruth Ben-Ghiat, seorang profesor sejarah dari Universitas New York, menyebutnya sebagai salam Nazi yang sangat agresif.
Meskipun demikian, Musk tidak memberikan komentar langsung tentang hal ini, namun dia mengunggah ulang rekaman ucapannya yang termasuk salam kedua dan mendukung meme-meme yang mengubah rekaman tersebut menjadi lelucon.
Dalam tanggapannya, Musk berkata: "Ya, benar," sambil menambahkan emoji menguap, yang menambah kebingungan tentang sikapnya terhadap kritik tersebut.
Beberapa media, termasuk Haaretz, menggambarkan Musk memberikan Roman salute, yang sering diasosiasikan dengan simbol fasisme, terutama yang berhubungan dengan Nazi Jerman.
Baca Juga: Putin Beri Ucapan Selamat kepada Trump Sebelum Pelantikan, Ini Pesannya
ADL dan Reaksi dari Pihak Terkait
Anti-Defamation League (ADL) yang berfokus pada kampanye melawan antisemitisme, memberikan pernyataan bahwa meskipun gerakan tersebut bisa dianggap sebagai sebuah kesalahan dalam kegembiraan, hal itu tetap menunjukkan ketegangan dalam politik saat ini.
Mereka mengimbau agar semua pihak memberikan ruang untuk saling memaafkan dan menyarankan agar kita semua berharap pada penyembuhan dan persatuan di masa depan.
Namun, Alexandria Ocasio-Cortez, seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat yang progresif, mengecam ADL dan menyebut mereka membela sebuah gerakan yang menyerupai salam Nazi. Musk membalas dengan menyebut Ocasio-Cortez telah "mencapai Tahap 5 [Trump Derangement Syndrome] – sepenuhnya kehilangan kendali."
Kaitan Musk dengan Gerakan Sayap Kanan
Keterlibatan Musk dengan pihak sayap kanan, telah menambah kontroversi ini. Sebelumnya, Musk mengundang Alice Weidel, pemimpin partai kanan jauh Jerman Alternative für Deutschland, untuk berbicara di platform X.
Baca Juga: Ini Sederet Janji dan Ambisi Donald Trump Setelah Dilantik Sebagai Presiden ke-47 AS
Weidel sendiri berpendapat bahwa Hitler bukanlah seorang konservatif, melainkan seorang komunis atau sosialis, dan mereka menganggap diri mereka sebagai lawan dari hal tersebut, dengan Musk menyetujui pernyataan itu.
Dalam waktu yang bersamaan, beberapa pengguna media sosial dari kalangan kanan jauh merayakan gestur Musk, meskipun belum jelas apakah ini merupakan kesalahan atau tindakan sengaja. Beberapa tokoh neo-Nazi dan kelompok supremasi kulit putih menyatakan bahwa mereka menikmati reaksi atas kejadian tersebut.