Sumber: Bloomberg | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melonjak menembus angka US$3.500 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah, dipicu oleh kekhawatiran bahwa Presiden Donald Trump akan memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Ketegangan politik ini mendorong pelarian investor dari aset-aset Amerika Serikat seperti saham, obligasi, dan dolar.
Pada Selasa, emas naik hingga 2,2%, setelah sebelumnya mencatat lonjakan 2,9% di hari sebelumnya. Trump juga menyerukan agar suku bunga segera diturunkan, sebuah tekanan politik yang dianggap sebagai ancaman terhadap independensi bank sentral, sehingga menyebabkan nilai dolar AS jatuh ke titik terendah sejak 2023.
Investor Kehilangan Kepercayaan pada Aset AS
“Kenaikan tajam harga emas tahun ini menunjukkan bahwa pasar kehilangan kepercayaan terhadap AS lebih dari sebelumnya,” kata Lee Liang Le, analis dari Kallanish Index Services. Ia menambahkan bahwa narasi “Trump Trade” kini telah berubah menjadi “Sell America.”
Baca Juga: Harga Emas Masih Bakal Naik Sampai Akhir April, Waspada Ketersediaan Stok
Sepanjang 2025, emas telah menguat sepertiga dari nilainya, dipicu oleh ketegangan perdagangan dan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi AS. Aliran dana ke exchange-traded fund (ETF) berbasis emas serta pembelian dari bank-bank sentral turut memperkuat tren kenaikan ini. Emas bahkan mencatat kenaikan harga setiap bulan sepanjang tahun ini.
Proyeksi Harga: Bisa Tembus US$4.000?
Beberapa bank besar mulai semakin optimistis terhadap prospek emas. Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa mencapai US$4.000 per ounce pada pertengahan tahun depan. Menurut Jefferies, emas mungkin menjadi “satu-satunya aset safe haven sejati yang tersisa” di tengah keraguan investor terhadap aset-aset AS, termasuk obligasi pemerintah (Treasuries).
Namun, kenaikan cepat ini juga membuat beberapa indikator teknikal menjadi jenuh beli. Indeks kekuatan relatif (RSI) 14-hari untuk emas telah melampaui angka 79 — jauh di atas batas 70 yang menandakan kondisi overbought.
Baca Juga: Harga Emas Antam Rp 2.060.000, Simak Cara Menabung Emas di Pegadaian
Dampak ke Saham Tambang dan Logam Lain
Pada pukul 14:27 waktu Singapura, harga emas spot naik 1,8% menjadi US$3.484,19 per ounce, setelah sempat mundur dari rekor tertingginya. Indeks Bloomberg Dollar kembali turun setelah merosot 0,7% pada hari sebelumnya.
Kenaikan emas ini juga berdampak positif pada saham perusahaan tambang. Di Hong Kong, saham Zijin Mining Group Co., salah satu produsen logam terkemuka di Tiongkok, sempat melonjak lebih dari 6% pada Selasa dan telah naik lebih dari 25% sepanjang tahun ini.