kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.793   3,00   0,02%
  • IDX 7.461   -18,66   -0,25%
  • KOMPAS100 1.153   -1,19   -0,10%
  • LQ45 914   0,77   0,08%
  • ISSI 226   -1,06   -0,47%
  • IDX30 472   1,00   0,21%
  • IDXHIDIV20 569   1,84   0,32%
  • IDX80 132   0,02   0,02%
  • IDXV30 140   0,77   0,55%
  • IDXQ30 157   0,33   0,21%

Emirates berencana merumahkan 30.000 karyawannya


Minggu, 17 Mei 2020 / 23:54 WIB
Emirates berencana merumahkan 30.000 karyawannya
Penerbangan Emirates terakhir dari Jakarta.


Sumber: Bloomberg | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makin banyak maskapai yang tertekan akibat pandemi corona. Kali ini terjadi pada salah satu maskapai terbesar dunia, Emirates Group. Maskapai milik Kerajaan Abu Dhabi ini tengah mempertimbangkan untuk memangkas sebanyak 30.000 pekerjanya untuk bisa mengurangi beban biaya maskapai tersbut.

Lewat rencana tersebut, maskapai ini setidaknya bisa mengurangi sekitar 30% dari total jumlah karyawan yang pada akhir Maret kemarin tercatat lebih dari 105.000 pekerja. Selain rencana rasionalisasi, Emirates juga berencana untuk mempercepat pensiun armada jumbo A380. Asal tahu saja, Emirates merupakan operator terbanyak yang memakai pesawat untuk rute jarak jauh tersebut.

Baca Juga: PHK maskapai tetap naik meski berbagai negara sudah kucurkan bantuan US$ 85 miliar

Salah seorang juru bicara Emirates menolak berkomentar terkait kabar tersebut.

Baca Juga: Virgin Atlantic pecat 3.000 pekerja dan keluar dari bandara Gatwick

Awal bulan ini, Pimpinan Emirates, Tim Clarks mengatakan kepada media setempat bahwa binis penerbangan memang bakal suram dalam beberapa tahun ke delan. Dan pandemi corona ini ia sebut sebagai awan hitam bagi industri penerbangan.

Pemerintah Dubai sendiri sebetulnya bakal membantu maskapai yang menjadi milik pemerintah Dubai tersebut. Apalagi manajemen Emirates sudah mengambil langkah untuk berhemat. Seperti pemotongan gaji untuk sementara waktu, menghentikan sebagian besar rute penerbangan dan menunda pengiriman terakhir superjumbo A380.

Sejatinya Emirates masih mencatatkan laba. Pada periode Maret kemarin, perusahaan ini mencatatkan laba 1,5 miliar dirham yang setara US$ 408 juta. Persoalannya, laba tersebut jauh dari target yang dibidik. Maklum saja pendapatan maskapai ini di periode tersebut tergerus 3,4 miliar dirham.

Menurut catatan IATA, adanya pandemi corona inin membuat industri penerbangan global ditaksir kehilangan pendapatan hingga US$ 314 miliar pada tahun ini, yang berasal dari penjualan tiket pesawat.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×