kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emirates berencana merumahkan 30.000 karyawannya


Minggu, 17 Mei 2020 / 23:54 WIB
Emirates berencana merumahkan 30.000 karyawannya
Penerbangan Emirates terakhir dari Jakarta.


Sumber: Bloomberg | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makin banyak maskapai yang tertekan akibat pandemi corona. Kali ini terjadi pada salah satu maskapai terbesar dunia, Emirates Group. Maskapai milik Kerajaan Abu Dhabi ini tengah mempertimbangkan untuk memangkas sebanyak 30.000 pekerjanya untuk bisa mengurangi beban biaya maskapai tersbut.

Lewat rencana tersebut, maskapai ini setidaknya bisa mengurangi sekitar 30% dari total jumlah karyawan yang pada akhir Maret kemarin tercatat lebih dari 105.000 pekerja. Selain rencana rasionalisasi, Emirates juga berencana untuk mempercepat pensiun armada jumbo A380. Asal tahu saja, Emirates merupakan operator terbanyak yang memakai pesawat untuk rute jarak jauh tersebut.

Baca Juga: PHK maskapai tetap naik meski berbagai negara sudah kucurkan bantuan US$ 85 miliar

Salah seorang juru bicara Emirates menolak berkomentar terkait kabar tersebut.

Baca Juga: Virgin Atlantic pecat 3.000 pekerja dan keluar dari bandara Gatwick

Awal bulan ini, Pimpinan Emirates, Tim Clarks mengatakan kepada media setempat bahwa binis penerbangan memang bakal suram dalam beberapa tahun ke delan. Dan pandemi corona ini ia sebut sebagai awan hitam bagi industri penerbangan.

Pemerintah Dubai sendiri sebetulnya bakal membantu maskapai yang menjadi milik pemerintah Dubai tersebut. Apalagi manajemen Emirates sudah mengambil langkah untuk berhemat. Seperti pemotongan gaji untuk sementara waktu, menghentikan sebagian besar rute penerbangan dan menunda pengiriman terakhir superjumbo A380.

Sejatinya Emirates masih mencatatkan laba. Pada periode Maret kemarin, perusahaan ini mencatatkan laba 1,5 miliar dirham yang setara US$ 408 juta. Persoalannya, laba tersebut jauh dari target yang dibidik. Maklum saja pendapatan maskapai ini di periode tersebut tergerus 3,4 miliar dirham.

Menurut catatan IATA, adanya pandemi corona inin membuat industri penerbangan global ditaksir kehilangan pendapatan hingga US$ 314 miliar pada tahun ini, yang berasal dari penjualan tiket pesawat.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×