kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.793   3,00   0,02%
  • IDX 7.461   -18,66   -0,25%
  • KOMPAS100 1.153   -1,19   -0,10%
  • LQ45 914   0,77   0,08%
  • ISSI 226   -1,06   -0,47%
  • IDX30 472   1,00   0,21%
  • IDXHIDIV20 569   1,84   0,32%
  • IDX80 132   0,02   0,02%
  • IDXV30 140   0,77   0,55%
  • IDXQ30 157   0,33   0,21%

Virgin Atlantic pecat 3.000 pekerja dan keluar dari bandara Gatwick


Rabu, 06 Mei 2020 / 07:10 WIB
Virgin Atlantic pecat 3.000 pekerja dan keluar dari bandara Gatwick


Sumber: BBC | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.. Badai corona sudah membuat oleng maskapai penerbangan dunia. Termasuk juga bagi Virgin Atlantic. Maskapai asal Inggris tersebut sudah membuat pengumuman untuk memangkas lebih dari 3.000 pekerja di Inggris. Atau sekitar sepertiga dari total karyawan yang mencapai 10.000 karyawan.

Pemutusan hubungan kerja tersebut juga berakibat Virgin Atlantic mengakhiri operasionalnya di Bandara Internasional Gatwick, Inggris. Maskapai ini sudah sejak tahun 1984 beroperasi di bandara tersebut.

Manajemen Virgin Atlantic terpaksa melakukan tindakan tersebut lantaran menyebut pandemi corona begitu luar biasanya. 

"Kami telah melewati banyak badai sejak penerbangan pertama 36 tahun yang lalu, tetapi tidak ada badai yang lebih menghancurkan ketimbang Covid-19 yang membuat banyak nyawa dan mata pencaharian hilang,” tutur Shai Weiss, Chief Executive Virgin Atlantic.

Sebagai langkah tindak lanjut, Virgin Atlantic akan memindahkan maskapainya dari Gatwick ke Heathrow. Meski memberhentikan operasionalnya di bandara tersebut,  tidak tertutup kemungkinan maskapai ini beroperasi kembali di bandara tersebut tentu dengan melihat keadaan. Artinya jika ada permintaan  yang datang dari konsumen.

Serikat pekerja pilot di Inggris, Balpa menyesalkan keputusan yang diambil Virgin Atlantic tersebut dan menggambarkan situasi tersebut sebagai hal yang menyedihkan bagi industri maskapai penerbangan Inggris.

Virgin Atlantic pun siap memulai konsultasi dan pembicaraan dengan para serikat pekerja, termasuk juga Balpa selama 45 hari ke depan. 

Tak cuma jumlah pekerja saja, Virgin Atlantic juga berencana mengurangi jumlah armada pesawat dari saat ini 45 pesawat menjadi 35 pesawat saja pada musim panas 2022. Lewat aksi ini, Virgin berharap bisa mengembalikan rata-rata tingkat okupansi pesawat sekitar 60% di akhir tahun ini.

Pekan lalu, British Airways juga bersiap melakukan langkah serupa dengan rencana memangkas hingga 12.000 pekerja dari total 42.000 pekerjanya.  Maskapai ini sudah memberitahu stafnya bahwa mereka tidak akan membuka kembali operasionalnya di bandara Gatwick setelah pandemi berlalu.

Ryanair juga bersiap akan memangkas 3.000 pekerjaan - 15% dari total tenaga kerjanya. Sang bos, Michael O'Leary mengatakan sebelumnya bahwa itu adalah langkah minimum untuk bisa bertahan hidup 12 bulan ke depan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×