Sumber: New York Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut New York Times, penahanan itu tidak diumumkan oleh pemerintah Saudi, dan masih belum jelas apa yang menyebabkan penahanan tersebut. Seorang pejabat di Kedutaan Besar Saudi di Washington menolak berkomentar.
Hal ini diungkapkan oleh anggota keluarga kerajaan dan seseorang yang dekat dengan keluarga raja. Keduanya berbicara dengan syarat anonim karena sangat berbahaya berbicara tentang putra mahkota di hadapan publik.
Baca Juga: Arab Saudi hentikan sementara umrah, bagaimana nasib jemaah?
Seorang mantan pejabat senior Amerika juga mengonfirmasi penahanan itu.
Pangeran paling senior yang ditahan adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, adik dari Raja Salman, yang selama beberapa waktu merupakan harapan besar anggota keluarga. Dia juga masih dianggap sebagai hambatan besar bagi Mohammed bin Salman untuk naik takhta.
Pangeran lain yang ditahan adalah mantan putra mahkota, Mohammed bin Nayef, yang juga merupakan mantan menteri dalam negeri dan favorit lama Amerika. Dia telah mengembangkan hubungan dekat dengan agen-agen intelijen Amerika selama bertahun-tahun bekerja bersama ketika dia menjabat sebagai menteri dalam negeri. Namun dia disingkirkan dari kedua peran itu oleh putra mahkota saat ini pada tahun 2017 dan secara efektif berada di bawah tahanan rumah sejak saat itu.
Baca Juga: Masjid Al-Haram dan Masjid al-Nabawy dibuka lagi setelah disterilisasi
Adik laki-lakinya, Pangeran Nawaf bin Nayef, juga ditahan.
Putra mahkota, yang bertindak sebagai penguasa de facto kerajaan atas nama ayahnya yang sudah lanjut usia, Raja Salman, baru-baru ini menghadapi kritikan di dalam kerajaan dan dunia Muslim yang lebih luas atas keputusan sepihaknya untuk menghentikan kunjungan ke Mekah sebagai tanggapan terhadap virus corona.