kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erdogan: Gempa Bumi Turki Hampir Sama Kuatnya dengan Bom Atom


Kamis, 16 Februari 2023 / 06:43 WIB
Erdogan: Gempa Bumi Turki Hampir Sama Kuatnya dengan Bom Atom


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa mengatakan gempa mematikan di Turki dan Suriah, adalah bencana alam terburuk di kawasan itu dalam seratus tahun.

"Kami menyaksikan bencana alam terburuk di Wilayah Eropa dalam satu abad terakhir. Kami masih mempelajari besarnya. Kerugian sebenarnya belum diketahui," kata direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge dalam konferensi pers.

Melansir DW.com, Komentar tersebut muncul karena harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat dari gempa bumi, yang terjadi lebih dari seminggu yang lalu, semakin memudar.

Turki termasuk di antara 53 negara yang terdaftar di Wilayah WHO Eropa, sementara negara tetangga Suriah berada di wilayah Mediterania Timur.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan jumlah korban tewas di negaranya telah meningkat menjadi 35.418.

Kelompok penyelamat sukarela Pertahanan Sipil Suriah - juga dikenal dengan The White Helmets - mengatakan jumlah korban tewas telah mencapai 2.166 di daerah yang dikuasai oposisi. Sementara Kementerian Kesehatan Suriah di Damaskus mengatakan 1.414 orang tewas di daerah yang dikuasai pemerintah.

Angka terbaru membuat jumlah total tewas dalam bencana menjadi sedikitnya 39.000.

Baca Juga: Korban Tewas Gempa Turki Mencapai 31.643 Orang, Lampaui Gempa 1939

Erdogan membandingkan gempa bumi dengan bom atom

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan gempa kuat minggu lalu hampir sama kuatnya dengan serangan "bom atom" dan menewaskan 35.418 orang di wilayah selatan negara itu, menurut pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita negara Anadolu.

Ini berarti setidaknya 39.000 orang telah tewas di Turki dan Suriah. Menurut perkiraan PBB, jumlahnya bisa meningkat menjadi 50.000 atau lebih.

Erdogan juga mengatakan ratusan ribu bangunan di Turki selatan tidak dapat dihuni dan lebih dari 2,2 juta orang telah melarikan diri dari daerah yang dilanda gempa.

Mengutip The Times of Israel, berbicara di Ankara setelah pertemuan Kabinet selama lima jam yang diadakan di markas besar badan bencana AFAD, Erdogan mengatakan 47.000 bangunan, yang berisi 211.000 tempat tinggal, telah hancur atau rusak parah sehingga perlu dibongkar.

“Kami akan melanjutkan pekerjaan kami sampai warga terakhir kami keluar dari bangunan yang hancur,” kata Erdogan tentang upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Seminggu Pasca Gempa Dahsyat: Warga Turki Marah, IMF Serukan Bantuan untuk Suriah

Lembaga bantuan dan pemerintah meningkatkan upaya untuk memberikan bantuan ke bagian Turki dan Suriah yang hancur, tetapi seminggu setelah bencana banyak dari mereka yang kehilangan tempat tinggal masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti mencari perlindungan dari hawa dingin yang menggigit.

Situasi lebih menyedihkan lagi di Suriah, di mana perang saudara selama 12 tahun telah memperumit upaya bantuan. Ini berarti, perselisihan tentang bagaimana memindahkan bantuan ke negara itu, apalagi mendistribusikannya sudah berlangsung selama berhari-hari. 

Beberapa orang di sana mengatakan mereka tidak menerima apa-apa. 

Di Turki, sementara itu, keluarga berkerumun di gerbong kereta.

Pada hari Selasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan seruan untuk memberikan "bantuan yang sangat dibutuhkan, menyelamatkan jiwa bagi hampir 5 juta warga Suriah" selama tiga bulan senilai US$ 397 juta. 

Hal itu terjadi sehari setelah badan global itu mengumumkan kesepakatan dengan Damaskus untuk mengirimkan bantuan PBB melalui dua penyeberangan perbatasan lagi dari Turki ke daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah—tetapi kebutuhan tetap sangat besar.




TERBARU

[X]
×