Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
BRUSSELS. Komisi Eropa mengusulkan rencana investasi € 315 miliar atau senilai US$ 394 miliar berdasarkan jaminan yang ditawarkan kepada pendanaan Bank Investasi Eropa atawa European Investment Bank. Stimulus ini sebagai upaya menggenjot investasi di kawasan yang sedang dilanda resesi ini.
Dana ini akan digunakan untuk proyek bidang energi, broadband, infrastruktur transportasi dan risiko keuangan bagi perusahaan kecil dan menengah. Harapannya, lonjakan investasi akan menambah pekerjaan sehingga jumlah pengangguran di Eropa berkurang.
Sebagai awalnya, Bank Investasi Eropa akan mengucurkan dana tunai senilai € 5 miliar disertai dengan € 16 miliar dana jaminan Uni Eropa. Program yang disebut sebagai dana Eropa untuk investasi strategis ini berlaku pada pertengahan 2015.
Keuntungan dari dana eropa ini adalah negara anggota Uni Eropa tidak perlu mengeluarkan dana baru atau mengubah plafon anggaran yang ada. Komisi Eropa juga akan mengalokasikan € 8 miliar dari dana yang sudah ada. "Ini adalah upaya terbesar dalam sejarah Uni Eropa baru-baru ini untuk memobilisasi anggaran Uni Eropa guna memicu investasi tambahan," ujar Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Junker seperti dikutip dari Bloomberg.
Jean Claude beranggapan, pertumbuhan ekonomi Eropa bisa terjadi jika kawasan ini berani untuk mengeluarkan uang untuk investasi. Menurutnya, dana Eropa merupakan salah satu solusi meningkatkan investasi tanpa membuat utang baru.
Mengerek inflasi
Menurut perkiraan Komisi Eropa, secara keseluruhan, dana itu akan menambah € 330 miliar sampai € 410 miliar ke produk domestik bruto (PDB) Eropa selama tiga tahun ke depan. Selain itu, lewat program ini diperkirakan akan tercipta sekitar 1,3 juta pekerjaan baru.
Bank Sentral Eropa telah berjanji untuk mendongkrak kembali inflasi secepat mungkin. Beragam cara telah dilakukan oleh Bank Sentral Eropa, termasuk juga pembelian utang. Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi bahkan mendesak kawasan Eropa untuk melakukan apa yang bisa mereka lakukan supaya pertumbuhan bisa melonjak.
Namun, analis Royal Bank of Scotland Group Plc, Albert Gallo menilai, efek dari stimulus Uni Eropa ini kemungkinan sedikit terlambat. Bahkan, ia menilai bisa jadi stimulus ini hanya memboroskan anggaran jika target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan Bank Sentral Eropa tidak tercapai. "Likuiditas banyak, namun pertumbuhan ekonomi buruk," sebut analis RBS tersebut dalam laporannya.
Wakil Presiden Komisi Eropa, Jyrki Katainen yang bertanggung jawab untuk pekerjaan, pertumbuhan, investasi dan daya saing, mengimbau kepada negara-negara anggota Uni Eropa dan perbankan untuk mempromosikan dan bergabung dalam program dana Eropa ini supaya memberikan efek positif bagi perekonomian kawasan ini. "Dana itu terbuka," ujar Katainen kepada wartawan di Starsbourg.
Lebih lanjut, Katainen mengatakan, pihaknya akan melakukan road show di semua negara Uni Eropa yang dimulai dengan Rumania selama tujuh bulan hingga delapan bulan ke depan untuk mempromosikan stimulus investasi ini. Ia juga bilang adanya kemungkinan kunjungan ke negara-negara non Uni Eropa seperti China, Singapura, Qatar dan Abu Dhabi.