kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Facebook: Kami senang telah bekukan akun Trump


Selasa, 12 Januari 2021 / 12:41 WIB
Facebook: Kami senang telah bekukan akun Trump
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg pada Senin (11/1) mengungkapkan, Facebook tidak memiliki rencana untuk mencabut blokir akun Presiden AS Donald Trump.

Berbicara di konferensi Reuters Next, Sandberg mengaku senang Facebook telah membekukan akun Trump di tengah kerusuhan di Washington pekan lalu.

Tidak hanya memblokir akun Trump, Facebook turut melarang frasa "stop the steal" yang menjadi slogan massa pendukung Trump selama unjuk rasa di gedung Capitol.

Facebook menilai, penggunaan slogan tersebut bisa menyulut emosi massa dan memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan.

Sandberg menyampaikan, jika ingin mengajukan banding atas penghapusan kontennya, Trump harus melewati pertimbangan Dewan Pengawas Facebook yang baru. Tapi, Trump tidak dapat mengajukan banding atas penangguhan yang sebenarnya melalui dewan.

"Ini menunjukkan Presiden tidak di atas kebijakan yang kita miliki," tegas Sandberg kepada Reuters.

Baca Juga: Situasi tegang, FBI peringatkan adanya aksi demonstrasi bersenjata jelang pelantikan

Facebook telah lama memberikan perhatian khusus pada pesan politis yang di-posting para politisi di akun mereka. Perusahaan media sosial ini merasa semua orang berhak untuk melihat pernyataan dari pemimpin mereka.

Sayangnya, sejumlah posting para politisi, termasuk Trump, beberapa kali menyerukan tindakan-tindakan represif yang bisa berakhir kekerasan di masyarakat. Puncaknya adalah penyerbuan gedung Capitol pekan lalu.

Sandberg mengatakan, Facebook sedang mengawasi kemungkinan protes bersenjata lebih lanjut yang direncanakan di Washington dan 50 ibu kota negara bagian AS menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.

Kepada Reuters, Sandberg meyakinkan, kebijakan Facebook ini berlaku secara global dan akan semakin memperketat aturan di masa mendatang.

Selanjutnya: Donald Trump mengundurkan diri dari Presiden AS?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×