kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Fans MU Rencanakan Demo Besar-besaran Tolak Skema Tiket Kontroversial


Jumat, 01 Agustus 2025 / 02:00 WIB
Fans MU Rencanakan Demo Besar-besaran Tolak Skema Tiket Kontroversial
ILUSTRASI. Rencana Manchester United menerapkan sistem lisensi kursi pribadi atau Personal Seat Licence (PSL) memicu gelombang kemarahan di kalangan suporter. REUTERS/Phil Noble 


Sumber: Dailymail | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Manchester United untuk menerapkan sistem lisensi kursi pribadi atau Personal Seat Licence (PSL) memicu gelombang kemarahan di kalangan suporter.

Fans klub yang bermarkas di Old Trafford itu kini tengah mempersiapkan aksi protes lanjutan yang diperkirakan berlangsung besar-besaran pada musim mendatang.

PSL: Bayar Hak Membeli Tiket Musiman hingga Rp87 Juta

Berdasarkan informasi yang diungkap Mail Sport, jika sistem PSL ini diterapkan, suporter akan dikenakan biaya hingga £4.000 (sekitar Rp87,2 juta) hanya untuk mendapatkan hak membeli tiket musiman. Biaya tersebut belum termasuk harga tiket musiman itu sendiri.

Skema ini lazim digunakan di liga olahraga Amerika Serikat seperti NFL, namun belum pernah diterapkan oleh klub Premier League. Manchester United akan menjadi klub pertama di Inggris yang memanfaatkan sistem tersebut jika benar direalisasikan.

Baca Juga: Arsenal Incar Eberechi Eze, Goda dengan Nomor Punggung 10 Legendaris

Penolakan dari Suporter: “Mengusir Fans Setia”

Kelompok suporter The 1958 dengan tegas menolak wacana PSL yang menurut mereka akan “memaksa keluar para pendukung yang telah mengikuti klub selama puluhan tahun” serta “mengikis akar sepak bola dari kelas pekerja”.

Mereka menilai penerapan PSL hanya akan menguntungkan pihak klub secara finansial, namun merugikan suporter, terutama generasi muda, komunitas lokal, dan fans setia yang mengikuti klub sejak lama.

“Ini bukan tentang permainan atau suporter — ini tentang keuntungan dan keserakahan yang mengorbankan loyalitas dan tradisi,” ujar juru bicara The 1958.

“Kami tidak percaya sepatah kata pun dari pihak klub. Manchester United menjadi tolok ukur bagi klub lain. Tindakan mereka menunjukkan niat sebenarnya. Kami akan berjuang keras menentang ini,” tambahnya.

Latar Belakang Protes Panjang

Protes terhadap kepemilikan klub oleh keluarga Glazer dan kelompok Ineos pimpinan Sir Jim Ratcliffe bukan hal baru. Musim lalu, ribuan suporter menggelar aksi di sekitar pertandingan United, memprotes kenaikan harga tiket dan desain stadion baru yang dinilai “mirip sirkus”.

Baca Juga: Viktor Gyokeres Mantap Pilih Arsenal, Siap Bungkam MU pada Laga Perdana Musim Ini

Pada Maret lalu, protes terbesar sejak Ratcliffe membeli hampir 30% saham klub berhasil mengerahkan ribuan penggemar.

Pukulan bagi Optimisme Musim Baru

Rencana protes kali ini berpotensi mengganggu upaya klub membangun optimisme jelang musim baru, terutama setelah kedatangan pemain baru Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, serta performa positif tim asuhan Ruben Amorim di tur pramusim Amerika Serikat.

Meski pihak klub bersikeras bahwa ide PSL ini masih sebatas wacana dan belum menjadi keputusan resmi, fakta bahwa perusahaan konsultan berbasis AS, CSL International, sudah membahasnya dalam konsultasi dengan fans dinilai sebagai tanda bahwa klub semakin menjauh dari aspirasi pendukungnya.

Selanjutnya: Chelsea Segera Rampungkan Transfer Jorrel Hato dari Ajax Senilai Rp806 Miliar


Video Terkait



TERBARU

[X]
×