Sumber: Foxnews.com | Editor: Amal Ihsan
BOSTON. Biro Penyelidik Federal (FBI) dan polisi setempat mengintensifkan penyelidikan aksi teror bom di lomba lari maraton Boston, Amerika Serikat (AS). FBI bersumpah bakal menggelar penyelidikan hingga ujung dunia. FBI juga meminta publik untuk berbagi informasi apapun dan gambar ponsel yang mungkin menghasilkan petunjuk tentang siapa yang berada di balik serangan mengerikan itu.
Belum ada nama tersangka yang muncul, tapi perkembangan baru perlahan-lahan terkuak dalam penyelidikan serangan yang menewaskan tiga orang dan melukai setidaknya 176 orang tersebut. Dua bom meledak sebelum jam 3 sore waktu Boston, menghancurkan suasana yang meriah di lomba lari legendaris.
"Kami akan pergi ke ujung bumi untuk mengejar tersangka yang bertanggungjawab atas kejahatan tercela ini," ujar Agen Khusus FBI kantor Boston Richard Deslauriers. Ia menegaskan, penyidik akan melakukan penyelidikan dimanapun indikasi dan bukti membawa mereka.
Masih belum ada kejelasan apakah aksi teror itu pekerjaan seorang warga atau penduduk yang tinggal di AS atau ancaman dari orang asing. Komisaris Polisi Boston Ed Davis menghimbau kepada masyarakat untuk memberikan informasi atau bukti foto yang mungkin bisa membantu otoritas keamanan.
Gubernur Massachusetts Deval Patrick mengatakan, aparat keamanan tidak menemukan adanya bom lain yang tersembunyi, selain dua bom yang meledak tersebut.
Pihak keamanan sudah menggeledah sebuah apartemen di pinggiran Boston di Distrik Revere sebagai bagian dari penyelidikan ledakan. FoxNews.com melihat penegak hukum federal, negara bagian dan lokal memasuki apartemen tersebut Senin malam waktu setempat dan Selasa siang WIB. Sumber FoxNews.com menegaskan, apartemen itu digeledah karena diduga diduga terkait dengan pemboman di lomba maraton.
Kepala Layanan Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Massachusetts Alasdair Conn mengatakan, belum pernah melakukan tindakan medis masif dalam 25 tahun. "Ini lebih mirip situasi perang," katanya.
"Kaki seseorang terbang di atas kepala saya," seorang John Ross, seorang penonton kepada Boston Herald. "Saya memberikan sabuk saya untuk menghentikan pendarahan kakinya."
Aparat keamanan menerapkan siaga satu di seluruh kota di AS. Di New York, kendaraan pasukan kontraterorisme polisi dan tentara mondar mandir di Manhattan.