kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Filipina akan tugaskan angkatan laut untuk kawal nelayan di Laut China Selatan


Rabu, 10 Februari 2021 / 14:07 WIB
Filipina akan tugaskan angkatan laut untuk kawal nelayan di Laut China Selatan
ILUSTRASI. BRP Sierra Madre, kapal Angkatan Laut Filipina yang rusak sejak 1999?dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Kepala militer Filipina pada hari Selasa (9/2) menyampaikan bahwa Filipina akan meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di Laut China Selatan untuk melindungi para nelayannya.

Langkah ini diambil sebagai respons atas undang-undang baru China yang mengizinkan pasukan penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing di perairan yang dianggap sebagai wilayahnya.

"Kami akan meningkatkan visibilitas kami melalui penyebaran lebih banyak aset angkatan laut, tetapi saya hanya ingin menjelaskan bahwa kehadiran angkatan laut kami tidak untuk berperang melawan China, melainkan untuk menjaga keamanan warga kami," ungkap Letnan Jenderal Cirilito Sobejana dalam briefing media seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: USS Gerald R. Ford, kapal induk terbaru AS seharga Rp 180 triliun siap bertugas

Sobejana menilai bahwa keputusan China yang mengizinkan kapal penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing sangat mengkhawatirkan dan bisa mengusik kedamaian kawasan.

"Itu adalah keputusan yang sangat tidak bertanggung jawab karena warga kami tidak datang ke kawasan tersebut untuk berperang, melainkan untuk mencari nafkah," lanjut sang jenderal.

Perairan Laut China Selatan saat ini mungkin telah menjadi perairan paling "panas" di dunia. China yang mengklaim sekitar 90% wilayah tersebut membuat banyak negara di sekitarnya geram, termasuk Filipina.

Angkatan Laut China seringkali mengirimkan armada penjaga pantainya ke seluruh jalur air yang penting secara strategis. 

Baca Juga: Dekati Paracel di Laut China Selatan, militer China beri peringatan kapal perang AS


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×