kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Filipina desak China mundur pasca kapal penjaga pantai lakukan pemblokiran di LCS


Kamis, 18 November 2021 / 15:29 WIB
Filipina desak China mundur pasca kapal penjaga pantai lakukan pemblokiran di LCS
ILUSTRASI. Filipina desak China mundur pasca kapal penjaga pantai lakukan pemblokiran di LCS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MANILA. Filipina pada mengutuk keras tindakan tiga kapal penjaga pantai China yang memblokir dan menggunakan meriam air terhadap kapal-kapal pemasok menuju atol yang diduduki Filipina di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin mengatakan tidak ada yang terluka dalam insiden Selasa di Second Thomas Shoal tetapi kapal-kapal Filipina, yang mengangkut makanan untuk personel militer yang berpangkalan di sana, harus membatalkan misi mereka.

“China tidak memiliki hak penegakan hukum di dalam dan di sekitar wilayah ini. Mereka harus memperhatikan dan mundur,” kata Locsin dalam sebuah pernyataan, pada Kamis (18/11).

Ia juga mengingatkan China bahwa kapal publik dilindungi oleh Perjanjian Pertahanan Bersama Filipina-Amerika Serikat.

Baca Juga: Filipina mengutuk tindakan penjaga pantai China di Laut China Selatan

Locsin mengatakan dia telah menyampaikan dalam istilah yang paling keras kepada duta besar China di Manila soal kemarahan, kecaman, dan protes Filipina atas insiden tersebut.

Beting Thomas Kedua, 105 mil laut (195 km) dari Palawan, berada di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina dan kontingen kecil militer telah mendudukinya sejak 1999 dengan sengaja mendaratkan kapal angkatan laut di terumbu karang.

China menganggap beting itu sebagai wilayahnya karena berada dalam "sembilan garis putus-putus" yang digunakannya pada peta yang menunjukkan klaimnya atas hampir seluruh Laut China Selatan. 

Namun, putusan arbitrase internasional tahun 2016 mengatakan jalur China tidak memiliki dasar hukum. Locsin mengatakan kegagalan China untuk menahan diri mengancam hubungan khusus antara kedua negara.

Baca Juga: Kinerja positif TBS Energi Utama (TOBA) ditopang harga batubara yang melonjak




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×