kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Filipina Minta Nelayannya Tetap Melaut di Wilayah yang Disengketakan dengan China


Kamis, 28 September 2023 / 03:30 WIB
Filipina Minta Nelayannya Tetap Melaut di Wilayah yang Disengketakan dengan China


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Otoritas penjaga pantai Filipina pada hari Rabu (27/9) meminta para nelayan untuk tetap melaut dan menangkap ikan dengan normal di Scarborough Shoal, wilayah perairan Laut China Selatan yang disengketakan dengan China.

Penjaga pantai juga menjamin keamanan para nelayan dengan berjanji akan meningkatkan patroli di sana meskipun ada kehadiran kapal China yang semakin jelas.

"Kapal-kapal Filipina tidak dapat mempertahankan kehadirannya secara konstan tetapi berkomitmen untuk melindungi hak-hak nelayan di dalam ZEE. Kami akan meningkatkan patroli di Bajo de Masinloc dan daerah lain di mana para nelayan Filipina berada," kata bicara penjaga pantai, Komodor Jay Tarriela, dikutip Reuters.

Baca Juga: Filipina Kecam Penghalang Terapung yang Dipasang Tiongkok di Laut Cina Selatan

Filipina Memotong Tanda Pembatas

Pengumuman tersebut disampaikan menyusul protes keras Filipina terkait pemasangan tanda perbatasan terapung sepanjang 300 meter oleh China. Pada hari Senin (26/9), penjaga pantai Filipina akhirnya memotong instalasi pembatas tersebut.

Pembatas apung itu dipasang oleh China sehingga memblokir akses kapal menuju Scarborough Shoal yang memang telah dikuasai China selama lebih dari satu dekade.

Di kawasan tersebut, China menunjukkan kekuasaannya dengan rutin menempatkan penjaga pantai dan armada kapal penangkap ikan berukuran besar.

Pasca tindakan berani tersebut, Filipina mengatakan bahwa tanggapan China sejauh ini telah sesuai dengan dugaan mampu mereka atasi.

Kementerian Luar Negeri China menyarankan Filipina untuk menghindari provokasi dan tidak menimbulkan masalah, namun pada hari Rabu pihak kementerian kembali menegaskan bahwa kawasan tersebut adalah bagian dari China.

"Saya juga ingin menegaskan sekali lagi. Pulau Huangyan adalah wilayah melekat pada China," kata juru bicara kementerian, Wang Wenbin. Pulau Huangyan adalah nama yang diberikan China untuk Scarborough Shoal.

Baca Juga: Sengketa Sengit dengan China di Laut China Selatan, Filipina Janji Takkan Mundur

Wilayah yang Strategis

Perairan di sekitar Scarborough Shoal atau Pulau Huangyan dekat dengan jalur pelayaran yang mengangkut perdagangan tahunan senilai US$3,4 triliun.

Kedua negara mengklaim kedaulatan atas perairan dangkal tersebut, yang merupakan tempat penangkapan ikan utama sekitar 200 km dari Filipina dan 850 km dari daratan terdekat China.

Klaim tersebut mempersulit kegiatan perikanan dan minyak dan gas lepas pantai oleh negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.

Pada tahun 2017, China mengizinkan warga Filipina beroperasi di sana, meskipun dalam skala yang jauh lebih kecil dibandingkan kapal China.

Hubungan China dan Filipina belakangan ini semakin memburuk menyusul perluasan akses militer AS ke sejumlah pangkalan militer di Filipina. Kapal-kapal penjaga pantai China pun bertindak semakin keras di kawasan tersebut.




TERBARU

[X]
×