Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MANILA. Bank sentral Filipina memangkas suku bunga acuan untuk keempat kalinya berturut-turut pada hari Kamis (9/10/2025), dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang diperingatkan dapat melemah karena tuduhan korupsi seputar belanja publik membebani kepercayaan investor.
Bank Sentral Filipina (BSP) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% dan membuka peluang pelonggaran lebih lanjut, menggarisbawahi kekhawatirannya yang semakin besar atas dampak ekonomi dari penyelidikan korupsi yang semakin meluas.
"Dewan Moneter mencatat bahwa prospek pertumbuhan ekonomi domestik telah melemah. Prospek ini mencerminkan, sebagian, dampak kekhawatiran tata kelola terkait belanja infrastruktur publik terhadap kepercayaan bisnis," kata BSP dalam sebuah pernyataan.
Peso merosot ke 58,165 per dolar, sementara indeks saham utama yang sudah diperdagangkan di zona merah kehilangan beberapa poin lagi setelah penurunan suku bunga, yang hanya diprediksi oleh sembilan dari 23 ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Baca Juga: Produksi Padi Filipina Cetak Rekor Tertinggi pada Paruh Pertama 2025
Pihak berwenang sedang menyelidiki tuduhan korupsi yang terkait dengan proyek infrastruktur, khususnya fasilitas pengendalian banjir yang cacat, dalam sebuah skandal yang telah mengguncang negara yang sudah lelah dengan korupsi. Penyelidikan tersebut telah melibatkan beberapa pejabat pemerintah dan anggota parlemen, meningkatkan kekhawatiran tentang integritas belanja publik dan semakin merusak sentimen investor.
"Kita membutuhkan resolusi yang kredibel untuk masalah ini," ujar Gubernur Eli Remolona dalam konferensi pers yang dikutip dari Reuters.
Deputi Gubernur Bank Sentral Zeno Abenoja mengatakan ada "kemungkinan lebih besar" pemerintah akan gagal mencapai target pertumbuhan 5,5% hingga 6,5% tahun ini.
"Mungkin ada beberapa penyesuaian di kemudian hari," kata Abenoja, "tetapi kami ingin lebih memahami bagaimana pemerintah pusat dan komunitas bisnis merespons perkembangan krisis ini."
Remolona mengatakan penurunan suku bunga acuan kembali dimungkinkan pada rapat kebijakan terakhir BSP di bulan Desember dan tidak menutup kemungkinan pelonggaran lebih lanjut tahun depan, mundur dari arahan sebelumnya bahwa siklus saat ini hampir berakhir.
"Dewan Moneter melihat ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Prospek inflasi yang positif dan permintaan domestik yang moderat memberikan ruang untuk lebih mendukung aktivitas ekonomi," kata BSP.
Baca Juga: Peso Filipina Jadi Mata Uang Berkinerja Terburuk di Asia, Rupiah Turun 0,33%
Keputusan ini diambil setelah inflasi naik ke level tertinggi enam bulan di angka 1,7% pada bulan September, tetapi masih di bawah kisaran target 2% hingga 4% untuk tahun ini.