Reporter: Anggar Septiadi, Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - BOSTON. Tingginya transaksi non tunai saat pandemi membuat kinerja perusahaan fintech pembayaran semakin meningkat. Hal ini membuat banyak finteech di berbagai dunia semakin percaya diri melakukan ekspansi termasuk mencatatkan diri di papan bursa.
Misalnya perusahaan transaksi pembayaran asal Amerika Serikat Flywire Corp yang bersiap untuk melantai di bursa. Mengutip Reuters, Sabtu (23/1) perusahaan yang bermarkas di Boston ini telah menggandeng Goldmans Sachs dan JPMorgan Chase & Co untuk memuluskan rencana ini.
Aksi penawaran saham tersebut disebutnya juga akan mendongkrak valuasi Flywire hingga US$ 3 miliar. Targetnya IPO bisa dilakukan awal musim panas mendatang. Flywire telah memproses transasksi hingga US$ 16 miliar secara global dan mempekerjakan 550 orang di AS, Eropa, dan Asia. Perusahaan yang berbasis di Boston ini punya bisnis utama sebagai pemroses transksi di bidang pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Perusahaan ini di didanai perusahaan pelat merah asal Singapura Temasek Holding, dan Bain Capital, Februari 2020 lalu Flywire juga baru menyelesaikan putaran pendanaan yang membuatnya valuasinya mencapai US$ 1 miliar.
Perusahaan pembayaran Swedia, Trustly juga berencana mencatatkan diri di bursa. Perusahaan yang mengalami lonjakan transaksi digital selama pandemi hingga US$ 11 miliar ini berencana mencatatkan di papan bursa pada Mei ini. DiInggris, Transferwise juga sedang mempersiapkan daftar pasar saham Perusahaan ini berencana mengumpulkan lebih dari US$ 5 miliar
Tren fintech perusahaan pembayaran melakukan IPO sudah terjadi di pertengahan tahun lalu. Shift4 Payments Inc misalnya juga melantai di bursa pada Juni 2020 dan kini telah mencatat kenaikan harga sahamnya lebih dari tiga kali lipat. Adapula Paya Holdings juga sudah IPO mencatat kenaikan harga saham sampai 23% sejak pertama diperdagangkan pada Oktober 2020. Bagaimana dengan fintech pembayaran di Indonesia?