Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Saham perusahaan baja utama India melesat antara 2% hingga 5% pada Rabu (31/12/2025), setelah pemerintah memberlakukan tarif impor selama tiga tahun untuk menahan banjir baja murah dari Tiongkok.
Kebijakan yang dikenal sebagai safeguard duty itu akan dikenakan sebesar 12% pada tahun pertama, turun menjadi 11,5% di tahun kedua, dan 11% di tahun ketiga. Langkah ini diambil setelah otoritas perdagangan India menemukan adanya lonjakan impor yang dinilai merugikan produsen baja dalam negeri.
Tata Steel dan JSW Steel menjadi pendorong utama penguatan indeks acuan Nifty 50, masing-masing naik 2,4% dan 5%. Sementara itu, Steel Authority of India dan Jindal Steel juga menguat 2,5% dan 3,5%.
Baca Juga: GAPMMI Sebut Tarif Impor ke AS Turun, Ekspor Mamin RI Kian Prospektif
“Setelah penerapan tarif ini, harga baja domestik masih berada pada diskon sekitar 13% hingga 15% dibandingkan biaya impor dari Tiongkok. Ini memberi ruang bagi produsen dalam negeri untuk menaikkan harga,” ujar Kepala Riset Ekuitas Fundamental SBICAPS Securities, Sunny Agrawal.
Sebelumnya, pemerintah India sempat menerapkan tarif sementara 12% selama 200 hari pada April lalu. Namun, kebijakan jangka pendek itu sempat menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Dengan durasi tiga tahun, analis menilai perlindungan bagi industri lokal akan lebih solid.
Dukungan sentimen positif juga tampak di pasar saham sektor logam, yang menyentuh rekor 11.189,8 poin setelah naik hingga 1,7% dalam sehari. Indeks tersebut telah menguat dalam 12 dari 14 sesi terakhir, didorong kenaikan harga komoditas seperti tembaga, aluminium, dan perak.
Baca Juga: AS Tetap Mengenakan Tarif Impor 32% kepada RI, Ekonom: Kita Jangan Banyak Mengalah
Penguatan harga komoditas global dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada 2026, meningkatnya permintaan dari Tiongkok, serta kekurangan pasokan.
Secara keseluruhan, indeks logam India telah melonjak sekitar 29% sepanjang 2025, jauh mengungguli kenaikan 10% pada indeks Nifty 50.













