Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Fitch Ratings dan Moody's menurunkan outlook untuk Boeing Co dari stabil menjadi negatif pada Senin (22/7) akibat penundaan operasional kembali pesawat 737 MAX.
Revisi yang muncul setelah Boeing menghabiskan hampir U$$ 5 miliar biaya terkait pengandangan pesawat ini kemungkinan besar akan meningkatkan biaya pendanaan produsen pesawat ini. Kedua perusahaan pemeringkat masih mempertahankan peringkat kredit investment grade bagi utang Boeing.
Alasannya, Boeing masih memiliki likuiditas tinggi, fleksibilitas finansial, dan posisi dominan di pasar. Fitch menetapkan peringkat utang Boeing pada A/F1. Sedangkan Moody's menyematkan peringkat A2 bagi Boeing.
Boeing menghadapi salah satu krisis terburuk dalam sejarah. Pesawat jet yang paling cepat terjual kini masih dikandangkan sejak Maret lalu setelah kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia yang menewaskan total 346 orang.
Fitch mengatakan, MAX akan tetap menjadi perhatian bagi sektor penerbangan pada tahun 2020. Dampaknya pun akan terasa bagi margin laba operasional Boeing dalam beberapa tahun meski pesawat seri ini kembali beroperasi.
Revisi outlook juga didasarkan pada tantangan untuk mengembalikan operasional pesawat yang saat ini dikandangkan, mengirimkan pesawat yang sudah rampung dibikin, serta pembiayaan yang diperlukan untuk membangun modal kerja.
Outlook ini mengindikasikan potensi pemangkasan oleh Fitch dalam satu atau dua tahun jika tidak ada kemajuan yang dicatatkan oleh Boeing.
Sedangkan Moody's mengungkapkan bahwa pengandangan 737 MAX akan berjalan lebih lama dari yang diharapkan. Ini akan menambah gangguan operasional, biaya, dan investasi modal kerja.
"Prospek negatif juga menunjukkan risiko eksekusi dalam normalisasi pesawat MAX setelah berakhirnya grounding, yang tetap tidak pasti, dan jangka waktu untuk membayar utang yang timbul untuk mendanai grounding dan mengembalikan kepercayaan pada program MAX yang sangat penting dan di Boeing, secara lebih luas," kata Moody's seperti dikutip Reuters.
Menurut data Refinitiv, Boeing memiliki total utang US$ 14,7 miliar pada akhir kuartal pertama. Fitch memperkirakan bahwa utang konsolidasi untuk perusahaan ini akan naik hampir US$ 10 miliar menjadi hampir US$ 24 miliar pada 2019.
"Situasi MAX juga menghadirkan tantangan hubungan masyarakat yang signifikan, dan dampaknya pada reputasi dan merek Boeing akan menjadi perhatian untuk tahun-tahun berikutnya," kata Fitch.
April lalu, Fitch telah memperingatkan bahwa 2019 akan menjadi tantangan bagi Boeing, dan memperkirakan bahwa metrik kredit emiten ini memburuk. Perusahaan rating ini menambahkan, risiko lebih tinggi akan membayangi Boeing jika pengandangan MAX diperpanjang hingga musim libur akhir tahun.
Kemarin, harga saham Boeing turun hampir 1% ke US$ 373,42 per saham.