Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Para pemangku kebijakan ekonomi dari negara-negara anggota G-20 mendesak Amerika Serikat (AS) menjauhi tendensi proteksionis. Hal itu disampaikan pada pertemuan G-20 yang dilangsungkan di Buenos Aires, Argentina, Senin (19/3) .
Mengutip Wall Street Journal, Selasa (20/3), para menteri keuangan dari Jerman, Prancis, dan Brasil mendesak rekan-rekan mereka dari kelompok G-20 untuk tetap berpegang pada pendekatan multilateral untuk perdagangan global, memperingatkan bahwa kegagalan melakukannya dapat memicu perang dagang dan membahayakan pertumbuhan.
“Kita harus memastikan bahwa proteksionisme tidak menjadi kekuatan dominan di dunia, tetapi kita terus mempromosikan pasar terbuka. Kemakmuran kita semua tergantung pada ini,” ujar Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz pada konferensi pers pada Senin (19/3) seperti dilansir Wall Street Journal.
Komentar tersebut muncul saat Uni Eropa, Brasil dan negara-negara lain berlomba melawan waktu untuk menegosiasikan pengecualian tarif sebelum diberlakukan akhir pekan ini. Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump memberlakukan tindakan tersebut dengan alasan keamanan nasional. Kebijakan itu membingungkan sekutu militer tradisionalnya yang mengatakan bahwa mereka mengancam sistem berbasis aturan multilateral yang ada saat ini.
Beberapa pejabat pada pertemuan G-20 mencirikan AS semakin terisolasi dari anggota G-20 lainnya sebagai hasil dari masalah perdagangan, dengan beberapa peserta menyebut negeri Paman Sam ini sebagai "G-1".
Menanggapi desakan para menteri keuangan G-20, Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin menyebutkan, AS sama sekali tidak alergi terhadap perdagangan bebas. Langkah yang diambil oleh Trump merupakan keprihatinan bahwa perdagangan bebas tidak lagi bebas, dengan AS yang selalu dirugikan.
"Kami tidak anti, tapi kami pro perdagangan bebas yang adil. Saat kami selalu dirugikan dengan segudang peraturan non tarif tentu hal tersebut tidak adil dan tidak sehat bagi perdagangan bebas itu sendiri," ujar Mnuchin, dilansir dari Wall Street Journal.