Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar
TOKYO. Pemimpin tujuh negara-negara maju yang tergabung dalam G7 menunda rencana telekonfrensi yang sedianya akan berlangsung hari ini. Mereka berencana melakukan telekonfrensi untuk membahas krisis utang Yunani yang terus berkelanjutan.
Menteri Keunangan Jepang Naoto Kan bilang, pertemuan itu dirancang sebagai respon setelah saham global rontok dan pecah. Sehingga menimbulkan kekhawatiran krisis ini akan menyebar ke negara lain.
Pembicaraan pemimpin dunia tersebut menunjukkan, bahwa ada kekhawatiran pemulihan ekonomi global yang mulai terlihat tahun ini akan terganggu. Atau paling tidak akan menjadi lebih lamban, setelah adanya krisis utang di Yunani.
"Mereka harus berbuat sesuatu, apapun harus mereka lakukan untuk meyakinkan pelaku pasar, sebelum situasinya menjadi tidak terkontrol," kata Brian Jackson, seorang emerging market strategist dari Royal Bank of Canada yang berbasis di Hong Kong. Sebelumnya Brian punya pengalaman kerja sebagai tresudi di bank sentral Amerika Serikat (FED) dan Kementrian Keuangan Inggris. "Perlu partisipasi lebih banyak, untuk mengangkat erspon Uni Eropa dalam mengambil keputusan berikutnya."
Dia menambahkan, risiko yang paling mungkin terjadi kalau tidak ada tidakan penyelesaian lebih lanjut adalah akan lebih memanas lagi, ketimbang membaik.
Sebagai gambaran, hari ini pemimpin G7 berencana melakukan pembicaraan tapi bukan untuk memberikan pernyataan bersama. Tapi kemungkinan beberapa pejabat yang mengikuti pertemuan akan memberikan pesan yang sama kepada masyarakat. Kabar rencana teleconfrence ini mencuat dari seorang pejabat pemerintah Jepang yang enggan disebutkan namanya.