kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaji Tinggi Bankir Global Tak Mencerminkan Kesehatan Keuangan Banknya


Jumat, 26 Mei 2023 / 16:02 WIB
Gaji Tinggi Bankir Global Tak Mencerminkan Kesehatan Keuangan Banknya
ILUSTRASI. Kantor First Republic Bank. REUTERS/Eduardo Munoz


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kadang kala ada pemikiran bahwa perusahaan yang bagus selalu memberikan gaji yang tinggi, tak terkecuali industri perbankan yang dikenal nilai gaji para bankir yang fantastis. 

Namun, tampaknya pendapat dapat terpatahkan dengan adanya masalah di First Republic. Dimana, bank tersebut merupakan bank ketiga yang bangkrut di tahun ini karena biaya bunga hipotek yang melonjak.

Mengutip Bloomberg (26/5), secara rata-rata, kompensasi bagi karyawan rata-rata senilai US$ 310.000 per tahun di 2022. Angka tersebut dua kali lebih tinggi dibandingkan kompensasi karyawan dari JP Morgan, yang saat ini menjadi pemilik baru bank tersebut, senilai US$ 142.000.

Bahkan, ada beberapa lusinan karyawan yang mendapat gaji lebih dari US$ 10 juta per tahun pada masa kejayaannya sebelum akhirnya bank yang melayani orang kaya di California dan New York itu runtuh.

Baca Juga: Pendiri Tentara Bayaran Wagner: Rusia Bisa Mengalami Revolusi seperti Tahun 1917

Menariknya, sumber Bloomberg mengatakan ada satu bankir yang tidak disebutkan namanya yang bukan jajaran direksi bisa mendapat gaji melebihi US$ 35 juta tahun lalu.

Nilai tersebut bahkan melampaui apa yang diberikan bos baru First Republic, Chief Executive Officer JPMorgan Jamie Dimon, untuk tahun ke-17 menjalankan bank terbesar di negara itu.

Di jajaran pimpinan tertinggi, putra pendiri First Republic dan mantan CEO Jim Herbert menghasilkan US$ 3,5 juta pada tahun itu sebagai wakil presiden senior.

Namun lonceng kematian berdentang bagi para bankir di First Republic ketika biaya bunga bank tersebut melonjak sekitar 2.040% year on year dan 153% dari kuartal sebelumnya pada periode kuartal terakhir 2023.

Kondisi tersebut menunjukkan bank gagal menavigasi kampanye kenaikan suku bunga Federal Reserve 2022-2023. Dimana, pada era suku bunga murah, First Republic membiarkan pembeli menunda pembayaran pokok selama satu dekade, memberi mereka lebih banyak waktu untuk berinvestasi dan mengembangkan kekayaan mereka.

Akhirnya, sahamnya pun melorot dari sebelumnya sempat diperdagangkan di harga US$ 121,89 pada akhir tahun lalu berubah menjadi hanya satu sen ketika bank gagal. JP Morgan pun terpilih menjadi pemilik baru dari bank tersebut.

Baca Juga: Inikah Akhir dari Kekuasaan si Raja Dolar?

JPMorgan telah memberi tahu karyawan First Republic yang tersisa bahwa pihaknya berencana untuk memberi tahu mereka tentang nasib mereka akhir bulan ini.

Ada tiga opsi, menurut seseorang yang mengetahui prosesnya, mereka akan diundang untuk bergabung dengan JPMorgan tanpa batas waktu, untuk jangka waktu tertentu atau tidak sama sekali.




TERBARU

[X]
×