kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara 737 MAX, Boeing berencana tambah utang


Senin, 06 Januari 2020 / 18:40 WIB
Gara-gara 737 MAX, Boeing berencana tambah utang
ILUSTRASI. Pesawat 737 MAX termasuk yang bertuliskan China Southern Airlines terparkir di fasilitas produksi Boeing di Renton, Washington, AS, 11 Maret 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Boeing Co sedang mempertimbangkan rencana untuk menambah utang, setelah memutuskan menyetop produksi 737 MAX. Wall Street Journal, Senin (6/1), melaporkan, rencana itu mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Laporan Wall Street Journal seperti Reuters kutip menyebutkan, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu juga berencana menunda beberapa belanja modal, membekukan akuisisi, serta memotong pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan.

Sayang, Boeing tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar atas laporan tersebut. Yang terang, saham pabrikan kapal terbang ini merosot 1,2% menjadi US$ 328,8 per saham di perdagangan premarket.

Baca Juga: Turkish dapat kompensasi 737 MAX tak bisa terbang, maskapai Indonesia?

Informasi saja, Boeing memutuskan menghentikan produksi pesawat 737 MAX mulai Januari 2020. Ini kali pertama produksi 737, pesawat paling laris, terhenti dalam lebih dari 20 tahun terakhir.

Meski begitu, melansir Reuters, Boeing, yang memproduksi 737 di pabriknya di Seattle Selatan, memastikan, tidak akan memberhentikan satu pun dari 12.000 karyawan mereka yang bekerja di fasilitas tersebut.

Keputusan penyetopan produksi 737 MAX lahir dari pertemuan dewan direksi selama dua hari pada pertengahan Desember 2019 lalu, setelah Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menolak pesawat itu terbang kembali sebelum 2020.

Baca Juga: Boeing memecat Dennis Muilenburg dari jabatan CEO setelah krisis berkepanjangan

Boeing 737 MAX sudah di-grounded-kan sejak Maret, menyusul dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang, yang membuat pabrikan pesawat itu merugi lebih dari US$ 9 miliar sejauh ini




TERBARU

[X]
×