Reporter: kompas.com, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Marco Wong, anggota Dewan Kota Prato, Italia, meyampaikan, tindakan memblokir penerbangan bukanlah keputusan yang bijaksana. Jika tetap menerapkan larangan itu, Italia juga kehilangan kemampuan melacak orang-orang yang kembali dari China.
Baca Juga: Meksiko mengkonfirmasi kasus coronavirus pada dua pria yang kembali dari Italia
Info saja, Kota Prato memiliki industri tekstil yang besar guna menarik turis dari China. Tapi, apa yang Pemerintah Italia lakukan dengan mengabaikan saran dari WHO menjadi bumerang bagi negara yang terkenal dengan kuliner pasta itu.
Toh, Perdana Menteri Italia Paolo Conte mengungkapkan, kalau larangan penerbangan berlaku, itu menjadi tidak adil ketika negara-negara asing tidak memberlakukan pembatasan perjalanan.
Dengan lonjakan kasus lebih dari 100 menjadi 655 kasus pada Jumat (28/2), Pemerintah Italia tetap terlihat berusaha meremehkan wabah virus corona di wilayahnya. Padahal, angka itu membuat Italia jadi pusat wabah Covid-19 di Eropa.
Baca Juga: WHO: Tidak ada satu pun negara yang bisa menghindar dari virus corona
"Wabah informasi yang menyesatkan akan memberikan kerusakan lebih besar bagi Italia dibanding risiko wabah virus (corona) itu sendiri. Hanya 0,1 persen dari negara ini yang terkena," kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio seperti dikutip Reuters.
Penulis: Retia Kartika Dewi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Abaikan Saran WHO, Italia Laporkan Belasan Kematian akibat Virus Corona"