kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara diserang, IPO Saudi Aramco diramal batal digelar tahun ini


Selasa, 24 September 2019 / 20:23 WIB
Gara-gara diserang, IPO Saudi Aramco diramal batal digelar tahun ini
ILUSTRASI. Asap sisa ledakan di kilang minyak Aramco, Abqaiq, Arab Saudi (14/9/2019).


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Arab Saudi diprediksi batal menggelar hajatan initial public offering (IPO) Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan minyak milik pemerintah, pada tahun ini. Dua sumber Reuters yang mengetahui hal ini membisikkan, penundaan IPO disebabkan setelah adanya serangan atas fasilitas Saudi Aramco pada bulan ini.

IPO Aramco merupakan pilar dari agenda reformasi ekonomi Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman yang bertujuan untuk menghimpun dana senilai miliaran dollar yang ditujukan untuk membantu diversifikasi pendapatan kerajaan agar tidak hanya bertumpu pada minyak.

Aramco tidak merespon pertanyaan yang dilayangkan Reuters. Dua orang sumber tersebut menolak untuk disebutkan namanya karena informasi ini masih rahasia.

Baca Juga: Inggris yakin bahwa Iran ada di balik serangan pada fasilias Aramco

Sementara itu, pada pekan lalu, Direktur Aramco Yassir al-Rumayyan mengatakan setelah terjadinya serangan, pihaknya baru akan siap melaksanakan IPO dalam kurun waktu setahun.

Sebelumnya, pejabat Saudi juga pernah mengatakan IPO Aramco bakal dilakukan pada 2020 atau 2021.

Sumber Reuters bilang, IPO Saudi Aramco awal mulanya akan dilangsungkan paling cepat November 2019. Rencananya, lewat hajatan ini, jumlah saham yang ditawarkan di bursa Saudi hanya 1%. Ini merupakan langkah pertama dari rencana total 5% yang bisa berpotensi menghimpun dana senilai US$ 100 miliar.

Baca Juga: Ketegangan Timur Tengah memanaskan harga minyak dunia

Nah, setelah terjadinya serangan di kilang Khurais dan Abqaiq milik Aramco pada 14 September lalu, rencana itu harus diundur.

"Mereka harus membangun kepercayaan lagi, salah satunya dengan memperbaiki lagi tingkat produksi," papar salah seorang sumber.

Baik Riyadh maupun Washington menuding Iran atas serangan yang kian meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Namun, Teheran membantahnya.

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters pada pekan ini bahwa Arab Saudi telah mengisi ulang lebih dari 75% hilangnya produksi minyak setelah serangan dan akan kembali ke volume penuh pada awal pekan depan.

Baca Juga: Arah harga minyak tergantung hubungan Arab dan Iran

Serangan tersebut menyebabkan investor cemas karena melihat betapa minimnya kesiapan Arab Saudi untuk mempertahankan diri saat terjadi serangan yang berulang atas aset-aset vital. Apalagi dalam empat tahun terakhir, Saudi terlibat konflik dengan negara tetangganya, Yaman.

"Saya rasa serangan terhadap fasilitas Aramco telah mengejutkan manager portofolio dalam hal mereka menunjukkan aset-aset Saudi sangat rentan terhadap serangan dan gangguan dari asumsi sebelumnya," papar Ross Teverson, head of emerging markets strategy Jupiter Asset Management yang berbasis di London.




TERBARU

[X]
×