kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara seruan investigasi virus corona, hubungan Australia-China di titik nadir


Rabu, 27 Mei 2020 / 14:18 WIB
Gara-gara seruan investigasi virus corona, hubungan Australia-China di titik nadir
ILUSTRASI. Seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal usul pandemi virus corona membuat China murka.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hubungan Australia dengan China sedang di titik nadir. Seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal usul pandemi virus corona membuat China murka. China pun langsung membalas.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne awalnya menyuarakan dukungan untuk penyelidikan asal usul wabah corona pada sebuah acara televisi Minggu pagi di akhir April 2020.

Beberapa hari kemudian, Duta Besar Chona untuk Australia Chen Jingye menanggapi dengan menyarankan orang-orang China untuk memboikot produk Australia. "Mungkin orang biasa (China) akan mengatakan 'Mengapa kita harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia?" katanya kepada Australian Financial Review.

Baca Juga: Orang kaya China berburu rumah mewah ke Singapura hingga Sydney

Kurang dari satu bulan kemudian, kampanye China untuk menghukum Australia makin gencar.

Pada 12 Mei 2020, China berhenti menerima daging sapi dari empat penjagalan besar Australia, dengan alasan masalah kesehatan.

Lima hari kemudian, China mengenakan tarif lebih dari 80% pada impor gandum Australia sebagai bagian dari penyelidikan anti-dumping.

China sejauh ini adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan total perdagangan antara kedua negara berjumlah lebih dari US$ 214 miliar pada 2018.
Karena Australia menghadapi prospek yang sangat nyata dari resesi ekonomi akibat wabah corona, hubungan ekonomi itu lebih penting daripada sebelumnya.

Para ahli mengatakan keretakan mendalam muncul dalam hubungan antara kedua negara.

"Sangat sulit untuk melihat bagaimana dengan tidak adanya diskusi kita dapat dengan cepat membangun kembali kepercayaan dalam hubungan," kata Richard McGregor, senior partner di Lowy Institute seperti dikutip CNN.

Para ahli mengatakan, apa yang dialami Australia saat ini dipandang sebagai uji kasus; Dapatkah demokrasi liberal dengan hubungan dagang yang erat dengan rezim otoriter di China masih mempertahankan kebijakan luar negeri yang independen, yang kadang-kadang kritis terhadap Partai Komunis China?

Baca Juga: Perang dingin AS-China meningkat di Laut China Selatan, ini yang diperebutkan

Selama beberapa dekade, Australia telah terperangkap di antara Cina yang sedang bangkit, membawa kekayaan ekonomi yang besar ke Australia, dan hubungan keamanannya yang sudah lama terjalin dengan Amerika Serikat (AS).

Sebagian besar ekspor Australia ke China adalah bahan mentah seperti bijih besi, batu bara, emas dan wol. Sementara Australia mengimpor sejumlah besar barang-barang konsumen dan komponen teknis.

Hubungan China-Australia sebetulnya mulai memburuk pada tahun 2017 ketika Australia memperkenalkan undang-undang keamanan baru yang dirancang untuk menindak campur tangan asing dalam politik domestik.

Baca Juga: Makin panas, China ancam pembalasan bila AS jatuhkan sanksi soal Hong Kong

China meyakini undang-undang itu ditargetkan tepat pada mereka dan menempatkan Australia dalam pembekuan diplomatik yang mendalam.

Dalam hubungan diplomatik yang dingin inilah, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pertama kali menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus corona pada 19 April 2020.

Segera setelah itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjadi pemimpin internasional pertama selain Amerika Serikat yang menyerukan investigasi formal.

"Tampaknya sepenuhnya masuk akal dan masuk akal bahwa dunia ingin memiliki penilaian independen tentang bagaimana semua ini terjadi," kata Morrison pada konferensi pers pada 29 April.

Topik bagaimana coronavirus mulai menjadi semakin dipolitisasi dalam beberapa bulan terakhir ketika AS dan China mencoba menggunakannya untuk mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi domestik.

Seruan untuk penyelidikan virus corona itulah yang semakinĀ  meningkatkan perselisihan antara China dan Australia.

Baca Juga: Tensi meninggi, AS minta para sekutunya memutuskan hubungan bisnis dengan China




TERBARU

[X]
×