Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Catur Ari
Meski tak menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah, semangat Gautam Adani untuk meraih kesuksesan terus menyala. Ia berani mengambil tiap kesempatan yang datang dengan segala risiko yang ada. Mantan buruh penyortir berlian di Mumbai ini berhasil menjadi taipan di India. Lewat Adani Group, dia tercatat sebagai pebisnis komoditas nomor wahid di India. Forbes menobatkannya sebagai orang terkaya ke-81 di dunia tahun 2011, dengan kekayaan US$ 10 miliar.
Kesuksesan biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, ketimbang sebuah faktor tunggal. Pebisnis raksasa asal India, Gautam Adani membuktikan bahwa kekuatan dan daya juang sangat menentukan keberhasilan seseorang. Kesuksesan yang ia raih merupakan gabungan beberapa faktor, mulai dari pendidikan, dukungan dan latar belakang keluarga serta insting berbisnis.
Pria 48 tahun ini merupakan pengusaha asal India, pemilik Adani Group. Ini adalah kelompok bisnis perdagangan dan ekspor ternama di India.
Lahir di Ahmedabad, salah satu kota kecil di India, Adani termasuk mahasiswa putus kuliah di Gujarat University. Saat remaja, Adani pergi ke Mumbai dan bekerja sebagai buruh penyortir berlian. Setelah beberapa waktu, ia mulai menjajal peruntungannya sebagai broker berlian.
Meski bisnis berliannya kurang berhasil, Adani mendapat banyak pengalaman berharga. Pada awal 1980-an, dia kembali ke Ahmedabad untuk menerjuni bisnis pengolahan plastik. Setelah itu, Adani mulai mengimpor PVC, bahan mentah yang dibutuhkan untuk industri plastik.
Inilah menjadi tonggak bagi Adani mulai berani mengambil risiko dalam perdagangan global. Liberalisasi ekonomi di India memberikan efek positif bagi bisnisnya. Bisnis ekspor-impornya berjalan lancar dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. "Masuknya pengaruh liberalisasi perdagangan sangat menguntungkan bagi orang-orang yang berani mengambil kesempatan," ujarnya.
Pada tahun 1988, ia mulai merintis kerajaan bisnisnya dengan mendirikan Adani Group. Awalnya, perusahaan ini hanya bergerak di bidang perdagangan komoditas saja. Namun, seiring dengan waktu, usahanya terus menggurita.
Ia mulai ikut bermain di sektor energi, minyak dan manufaktur. Pada akhir 1990-an, ia juga mulai mengembangkan usahanya di bidang infrastruktur.
Saat ini, Adani Group telah bertransformasi menjadi sebuah kerajaan bisnis bernilai miliaran dollar. Bisnis Adani meliputi energi, infrastruktur, perdagangan, hingga eksplorasi minyak dan gas.
Ia juga menjadi orang yang memiliki pengaruh atas Mundra Port, yakni pelabuhan swasta terbesar India. Dengan segala kesuksesannya itu, Adani dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya dunia nomor 81 di tahun 2011 dengan kekayaan mencapai US$ 10 miliar.
Dalam suatu wawancara dengan media lokal India, Adani menyatakan kesuksesannya juga tidak terlepas dari peranan kedua orangtuanya, Shantilal dan Shantaben. Keduanya sangat mendukung apa pun yang dilakukan Adani saat remaja. Termasuk ketika putera mereka tersebut memutuskan untuk bekerja di Mumbai. "Mereka memang memberi kepercayaan besar," kenang Adani.
Pada awal tahun 2007, kekayaan Adani bertambah sebesar US$ 4 miliar setelah penawaran saham perdana saham perusahaannya, Mundra Port & Special Economic Zone (SEZ) Ltd. Saham ini kelebihan permintaan hingga 116 kali dari nilai saham yang dijual atau senilai US$ 52 miliar. Hal ini semakin menegaskan pengaruh dan posisi Adani dalam dunia bisnis di Negeri Gangga itu.
Adani juga tidak hanya sibuk dalam dunia bisnis. Ia juga memiliki Adani Foundation, sebuah yayasan yang didirikan tahun 1996 untuk mengatur kegiatan corporate social responsibility (CSR) perusahaannya. Yayasan ini terlibat dalam beberapa aktivitas seperti pengembangan daerah terpencil, pendidikan dan kesehatan. Ia juga ingin berguna untuk masyarakat, terutama dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak miskin India.
(Bersambung)












