kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Gedung pencakar langit, ciri khas krisis bakal menerjang


Rabu, 11 Januari 2012 / 16:31 WIB
Gedung pencakar langit, ciri khas krisis bakal menerjang
ILUSTRASI. Mengapa gunung berapi meletus? Simak penjelasan dan penyebab gunung bisa meletus ini. TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGA


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

LONDON. Barclays Capital melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa pembangunan gedung pencakar langit sangat erat kaitannya dengan pertanda krisis. Menurut Barclays, ada hubungan tidak sehat dalam dua hal ini.

Dua contoh paling nyata adalah pembangunan Gedung Empire State menjelang Amerika mengalami depresi keuangan secara besar dan pendirian Burj Khalifa menjelang Dubai bangkrut.

"Gedung-gedung pencakar langit di dunia merupakan tren pembangunan gedung tinggi dan menunjukkan alokasi investasi yang salah," ulas analis Barclays Capital.

Fakta sejarah

Fakta sejarah berbicara. Barclays juga mencatat gedung pencakar langit pertama di dunia, Equitable Life di New York, selesai dibangun tahun 1873, bersamaan dengan terjadinya resesi selama lima tahun. Equitable dihancurkan pada tahun 1912.

Contoh lain yang diangkat adalah gedung Chicago's Wills Tower yang sebelumnya disebut Sears Tower tahun 1974. Gedung itu dibangun pada saat terjadinya guncangan harga minyak dunia.

Kemudian Malaysia, di mana Menara Petronas dibangun tahun 1997 pada saat krisis keuangan menggulung Asia.

Temuan ini membuat sejumlah kalangan di London khawatir karena saat ini tengah dibangun gedung Shard, yang merupakan bangunan tertinggi di Eropa barat.

"Namun yang perlu dikhawatirkan investor adalah China karena tengah membangun 53% gedung tinggi dunia," jelas Barclays Capital. Bersama India, China menjadi kekhawatiran khusus.

Dalam laporan terpisah, JPMorgan Chase mengatakan pasaran properti China berpotensi turun 20% di kota-kota besar dalam waktu 12 sampai 18 bulan mendatang.

Di India, taipan Mukesh Ambani membangun gedung pencakar langit di Mumbai untuk kediaman keluarganya. Gedung tingkat 27 itu diperkirakan merupakan hunian termahal di dunia.

Sejumlah surat kabar menyebutkan gedung itu memerlukan sekitar 600 orang untuk perawatan. Harga kediaman taipan di Mumbai itu diperkirakan lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 9 triliun.

"Saat ini, India hanya memiliki dua dari 276 gedung pencakar langit dunia dengan tinggi lebih dari 240 meter, namun dalam lima tahun ke depan, negara itu akan memiliki 14 gedung tinggi baru," prediksi Barclays Capital.

Indeks gedung pencakar langit Barclays Capital diterbitkan setiap tahun sejak 1999.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×