Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Kami harus memangkas lebih dari 95% penerbangan kami di Selandia Baru dan di seluruh dunia. Satu-satunya penerbangan yang tersisa adalah untuk menjaga jalur pasokan tetap terbuka dan opsi transportasi untuk personel layanan penting, ”tambah Foran.
Sebelumnya pada bulan Maret, pemerintah Selandia Baru menawarkan maskapai penerbangan ini dana NZ$ 900 juta (US$ 540,99 juta) agar tetap bisa mengudara.
Baca Juga: Terdampak Corona, Hippindo Janji Tidak Akan Ada PHK Pegawai Mall
Perusahaan juga mencatat bahwa setiap dolar yang kami gunakan dari fasilitas pinjaman ini memiliki bunga (lebih dari dua kali lipat suku bunga saat ini untuk hipotek rumah tangga) dan harus dibayarkan kembali.
"Hal ini membebani maskapai penerbangan kami dengan utang besar yang secara signifikan mengurangi kemampuan kami untuk bersaing dengan maskapai yang lain," kata Foran.
Baca Juga: Korban PHK dampak corona dapat Rp 1 juta per bulan selama tiga bulan
Dia juga memprediksi, dalam waktu satu tahun, tingkat kepegawaian maskapai menjadi 30% lebih kecil daripada saat ini.