Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
Kebijakan baru ini menjadi angin segar bagi banyak pihak. Semisal praktisi medis swasta yang sudah memiliki lisensi, diperbolehkan untuk menanam, memproduksi dan mengekspor mariyuana. Di sisi lain, petani di Thailand juga akan mendapatkan lebih banyak pilihan untuk mendapatkan penghasilan.
Menurut Marut, prioritas dalam kebijakan baru ini akan difokuskan kepada investor asal Thailand. "Kami ingin menggunakan uang Thailand untuk saat ini, terutama kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, penelitian dan produksi," tambahnya.
Dia juga menegaskan, pemerintah tidak ingin orang asing secara leluasa masuk dan berinvestasi di dalam negeri, dan menuai seluruh keuntungan.
Setidaknya, sepertiga dari warga Thailand merupakan petani maupun pedagang beras, menurut Asosiasi Eksportir Berass Thailand. Sementara itu, sektor pariwisata sejatinya telah menghasilkan pendapatan domestik sebesar US$ 12 miliar pada tahun 2017. Pendapatan itu jauh lebih tinggi dari perolehan negara tetangga Thailand seperti Indonesia dan Malaysia, menurut laporan dari Global Wellness Institute.
Apalagi di tengah pandemi, ekonomi Thailand kemungkinan akan berkontraksi 8,5% pada tahun 2020 akibat perlambatan ekonomi global. Penurunan ini bisa menjadi yang paling rendah diantara seluruh Asia. "Cara ini memungkinkan lebih banyak pasien untuk memiliki akses ke mariyuana medis untuk penyakit mereka dan utuk meningkatkan kesadaran akan mariyuana medis di thailand," terang Traisuree Taisaranakul, juru bicara pemerintah Thailand.
Baca Juga: Pria ini pasang lampu sinar ultraviolet untuk tanam ganja di rumah, ini penampakannya