kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Genjot ekonomi, Thailand akan perluas hak panen tanaman ganja untuk medis


Minggu, 09 Agustus 2020 / 16:06 WIB
Genjot ekonomi, Thailand akan perluas hak panen tanaman ganja untuk medis
ILUSTRASI. Thailand tengah memperluas hak panen tanaman ganja untuk dokter, rumah sakit, dan petani untuk kepentingan medis.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand saat ini tengah memperluas hak panen tanaman mariyuana alias ganja untuk dokter, rumah sakit, dan petani untuk kepentingan medis. Aturan baru ini salah satunya ditujukan untuk menarik wisatawan medis, serta meningkatkan pendapatan lokal.

Ganja bisa saja menjadi jawaban bagi perekonomian Thailand yang sedang sakit, terutama sektor pariwisata dan pertaniannya. Lewat perluasan hak panen ini, diharapkan bisa menjadi dorongan baru yang memudahkan budidaya tanaman ganja untuk sektor swasta termasuk penjualan mariyuana medis.

Pemerintah Thailand sejatinya telah mengamandemen Undang-Undang Narkotika pada 4 Agustus lalu. Pemerintah Thailand saat ini sedang melakukan dorongan untuk mengizinkan operator medis swasta. Termasuk legalisasi beberapa praktik pengobatan tradisional dan juga petani untuk menanam dan memperdagangkan tanaman ganja. Utamanya, ditujukan untuk kebutuhan ekspor dan impor.

Baca Juga: Gagalkan narkoba dari ISIS, Italia catat rekor penangkapan terbesar di dunia

Tahapan baru Thailand ini memperluas kebijakan yang sebelumnya telah dikeluarkan Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul. Seperti dikutip Bloomberg, Minggu (9/8), Thailand bertaruh dan meyakinkan pemangku kebijakan bahwa legalisasi ganja yang terkontrol akan meningkatkan sektor ekonomi seperti kesehatan, perjalanan alias pariwisata dan juga pertanian.

Rencana terbaru ini akan mencabut batasan yang sebelumnya berlaku. Asal tahu saja, sejak tahun 2018 Thailand sudah menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan penggunaan tanaman ganja untuk pengobatan. Hal itu juga diikuti dengan pembukaan sebuah klinik mariyuana-medis di fasilitas milik Kementerian Kesehatan yang menawarkan obat gratis kepada pasiennya.

Klinik itu belum termasuk 147 klink resmi di negara yang saat ini sudah memperbolehkan mariyuana sebagai resep pengobatan. "Thailand sudah menjadi tujuan wisata bagi banyak orang asing, dan ganja akan menjadi daya tarik lain bagi negara dan wisatawan medis," kata Marut Jirasrattasiri, Direktur Jenderal Departemen Pengobatan Tradisional dan Alternatif Thailand, dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Belanda izinkan lagi penjualan ganja di tengah penguncian corona, ada apa?

Kebijakan baru ini menjadi angin segar bagi banyak pihak. Semisal praktisi medis swasta yang sudah memiliki lisensi, diperbolehkan untuk menanam, memproduksi dan mengekspor mariyuana. Di sisi lain, petani di Thailand juga akan mendapatkan lebih banyak pilihan untuk mendapatkan penghasilan.

Menurut Marut, prioritas dalam kebijakan baru ini akan difokuskan kepada investor asal Thailand. "Kami ingin menggunakan uang Thailand untuk saat ini, terutama kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, penelitian dan produksi," tambahnya.

Dia juga menegaskan, pemerintah tidak ingin orang asing secara leluasa masuk dan berinvestasi di dalam negeri, dan menuai seluruh keuntungan.

Setidaknya, sepertiga dari warga Thailand merupakan petani maupun pedagang beras, menurut Asosiasi Eksportir Berass Thailand. Sementara itu, sektor pariwisata sejatinya telah menghasilkan pendapatan domestik sebesar US$ 12 miliar pada tahun 2017. Pendapatan itu jauh lebih tinggi dari perolehan negara tetangga Thailand seperti Indonesia dan Malaysia, menurut laporan dari Global Wellness Institute.

Apalagi di tengah pandemi, ekonomi Thailand kemungkinan akan berkontraksi 8,5% pada tahun 2020 akibat perlambatan ekonomi global. Penurunan ini bisa menjadi yang paling rendah diantara seluruh Asia. "Cara ini memungkinkan lebih banyak pasien untuk memiliki akses ke mariyuana medis untuk penyakit mereka dan utuk meningkatkan kesadaran akan mariyuana medis di thailand," terang Traisuree Taisaranakul, juru bicara pemerintah Thailand.

Baca Juga: Pria ini pasang lampu sinar ultraviolet untuk tanam ganja di rumah, ini penampakannya



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×