Sumber: Bloomberg |
JOHANNESBURG. Komisi Cokelat Ghana kemungkinan akan mencari utangan sebesar US$ 1,2 miliar dari perbankan internasional tahun ini. Dana ini akan dugunakan untuk membeli biji cokelat pada musim mendatang. Hal ini ditegaskan oleh Chief Executive Officer Tony Fofie.
Dalam wawancaranya di Accra, Foffie menegaskan bahwa Afrika Barat percaya bakalan mendapatkan dana sebesar itu kendari perbankan mulai mengetatkan kredit akibat krisis finansial global.
"Kami memiliki rekam jejak yang baik di semua perbankan internasional. Anda harus berhati-hati, tapi kami tak terlalu mengkahwatirkan hal tersebut," katanya.
Ghana merupakan produsen cikelat terbesar kedua di dunia setelah tetangganya Ivory Coast. Tahun lalu, negara ini mendapatkan dana sebesar US$ 1 miliar dari 23 bank termasuk Societe Generale dan Standard Chartered Plc. Duit itu digunakan untuk membeli 650.000 metrik ton biji cokelat oleh komisi yang dikenal sebagai Cocobod/
Cocobod memborong 530.000 ton biji cokelat dari pengembang sejak September lalu. Komisi ini telah mematok produksi sevesar 600.000 ton untuk panenan selama 33 minggu lamanya dan tambahan 50.000 ton pada akan dipanen bulan Juni hingga September.
Pembelian biji cokelat ini tersandung oleh maraknya penyelundupan ke Ivory Coast. Petani di Ghana menerima harga 1.632 cedis atau setara dengan US$ 1.161 per ton untuk biji cokelat mereka. Sementara itu petani di Ivory Coast dengan kontrol yang lebih buruk dan kualitas biji yang lebih jelek justru mendapatkan lebih dari nilai yang dikantongi petani Ghana.
Ghana menggaransi petaninya untuk mendapatkan sedikitnya 70% dari yang didapatkan oleh Komisi Cokelat untuk cokelat yang disetornya. Hingga saat ini, Fofie belum berencana untuk mengurangi porsi tersebut.