Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank investasi raksasa Goldman Sachs (GS.N) mencatatkan kinerja gemilang pada kuartal III 2025, melampaui ekspektasi Wall Street.
Kenaikan ini didorong oleh lonjakan pendapatan dari jasa penasihat (advisory fees) serta peningkatan pengelolaan aset di tengah pasar keuangan yang terus menguat.
Laba bersih Goldman pada periode yang berakhir 30 September 2025 tercatat sebesar US$4,1 miliar, atau US$12,25 per saham, melampaui perkiraan analis sebesar US$11 per saham.
Meski hasilnya kuat, saham Goldman Sachs turun 1,5% dalam perdagangan pra-pasar, seiring sebagian investor melakukan aksi ambil untung.
Baca Juga: Goldman Sachs Kerek Proyeksi Harga Emas Jadi US$ 4.900 per Ons Troi di Desember 2026
“Hasil kuartal ini mencerminkan kekuatan hubungan kami dengan klien dan fokus kami dalam mengeksekusi prioritas strategis di tengah kondisi pasar yang membaik,” ujar CEO Goldman Sachs David Solomon dalam pernyataannya.
Ia menambahkan, “Kami menyadari bahwa kondisi bisa berubah dengan cepat, sehingga kami tetap fokus pada manajemen risiko yang kuat,” sejalan dengan pandangan hati-hati CEO JPMorgan Jamie Dimon.
Dealmaking Menggeliat: Fee Investasi Melonjak 42%
Pendapatan dari investment banking naik 42% menjadi US$2,66 miliar, jauh melampaui proyeksi analis yang memperkirakan kenaikan sekitar 14,3% (menurut data LSEG).
Kenaikan tersebut dipicu lonjakan fee advisory sebesar 60%, serta peningkatan pendapatan dari penjaminan emisi surat utang dan saham.
Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) juga meningkat pesat. Berdasarkan data Dealogic, volume M&A global untuk sembilan bulan pertama 2025 mencapai US$3,43 triliun, dengan hampir 48% berasal dari Amerika Serikat — tertinggi sejak 2015.
Goldman menjadi underwriter utama sejumlah IPO besar, termasuk perusahaan perangkat lunak desain Figma (FIG.N), fintech asal Swedia Klarna (KLAR.N), dan perusahaan teknologi luar angkasa Firefly Aerospace (FLY.O).
Baca Juga: Harga Emas Bakal Melonjak Lagi? Ini Prediksi Terbaru Goldman Sachs hingga 2026
Analis dari Argus Research, Stephen Biggar, mengatakan, “Mesin pasar modal kini jelas bergerak pada gigi yang lebih tinggi, didorong harga saham yang solid, regulasi yang lebih ringan, dan ekspektasi penurunan suku bunga.”
Bisnis Pengelolaan Aset Jadi Fokus Utama
Pendapatan dari segmen asset dan wealth management naik 17% menjadi US$4,4 miliar, mencatatkan peningkatan pertama tahun ini. Pertumbuhan ini ditopang oleh fee pengelolaan rekor tertinggi, serta pendapatan dari perbankan dan pinjaman privat.
Langkah ini sejalan dengan strategi Goldman untuk memperkuat sumber pendapatan berbasis fee yang stabil, sebagai penyeimbang fluktuasi dari bisnis advisory dan trading.
Pada September lalu, Goldman mengumumkan rencana untuk mengambil saham hingga US$1 miliar di T. Rowe Price (TROW.O) sebagai bagian dari kemitraan strategis untuk mengakses dana pensiun dan mengarahkannya ke aset alternatif.
Total aset kelolaan (assets under supervision) meningkat menjadi US$3,45 triliun, mendorong pendapatan fee naik 12%.
Kinerja Perdagangan Tetap Solid di Tengah Pasar Tenang
Meskipun kuartal ketiga 2025 termasuk periode perdagangan paling tenang di Wall Street dalam enam tahun terakhir, unit trading Goldman tetap mencatatkan pertumbuhan positif.
Pendapatan dari perdagangan saham (equities trading) naik 7% menjadi US$3,74 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan pembiayaan yang menutupi penurunan pada perdagangan saham tunai.
Baca Juga: Bos Goldman Sachs Ragu The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Bagaimana Dampak ke Kripto?
Sementara itu, pendapatan dari fixed income, currency, and commodities (FICC) melonjak 17% menjadi US$3,47 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Analis menilai ketahanan bisnis trading Goldman menunjukkan kemampuan bank beradaptasi dengan perubahan cepat di pasar global, termasuk kebijakan perdagangan, fiskal, dan luar negeri Presiden Donald Trump, serta dampak dari pemangkasan suku bunga The Fed dan lonjakan investasi di sektor AI.
Proyeksi Optimistis, Tapi Tetap Waspada
Goldman hanya menyisihkan US$339 juta sebagai cadangan kerugian kredit, lebih rendah dibandingkan US$397 juta tahun lalu — terutama terkait portofolio kartu kredit.
Saham Goldman Sachs telah naik lebih dari 37% sepanjang tahun ini, menjadikannya bank berkinerja terbaik di antara bank besar AS.
Meningkatnya aktivitas M&A, IPO, dan pengelolaan aset memperkuat optimisme bahwa 2025 akan menjadi tahun emas bagi bisnis investment banking. Namun, Goldman tetap berhati-hati menghadapi potensi perubahan mendadak di pasar global.