Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Goldman Sachs mengerek perkiraan harga emas pada Desember 2026 menjadi US$ 4.900 per ons troi dari US$ 4.300.
Goldman Sachs beralasan, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Barat yang kuat dan kemungkinan pembelian oleh bank sentral mendorong kenaikan harga emas.
"Kami melihat risiko terhadap perkiraan harga emas kami yang telah ditingkatkan masih condong ke arah kenaikan secara neto, karena diversifikasi sektor swasta ke pasar emas yang relatif kecil dapat meningkatkan kepemilikan ETF di atas estimasi tersirat suku bunga kami," kata Goldman seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/10/1015).
Harga emas spot diperdagangkan di kisaran US$ 3.960 per ons pada pukul 01.30 GMT hari Selasa, setelah mencapai level tertinggi baru di US$ 3.977,19 pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Goldman Sachs Naikkan Proyeksi Harga Emas 2026 ke US$4.900 per Ons
Harga emas telah melonjak 51% sepanjang tahun ini berkat pembelian yang kuat oleh bank sentral, meningkatnya permintaan ETF yang didukung emas, melemahnya dolar, dan meningkatnya minat investor ritel yang mencari lindung nilai terhadap meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Goldman memperkirakan pembelian oleh bank sentral akan mencapai rata-rata 80 metrik ton pada tahun 2025 dan 70 ton pada tahun 2026, dengan mengatakan bahwa bank sentral negara berkembang kemungkinan akan melanjutkan diversifikasi struktural cadangan mereka ke emas.
Kepemilikan ETF di negara-negara Barat diperkirakan akan meningkat karena Federal Reserve AS diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin pada pertengahan tahun 2026, menurut analis di Goldman Sachs.
Baca Juga: Grafik Harga Emas Antam Hari Ini (7 Oktober 2025), Naik atau Turun?
"Sebaliknya, posisi spekulatif yang lebih berisik tetap stabil secara umum. Setelah peningkatan besar pada bulan September, tingkat kepemilikan ETF Barat kini telah sepenuhnya sesuai dengan estimasi tersirat suku bunga AS kami, yang menunjukkan bahwa kekuatan ETF baru-baru ini bukanlah sebuah overshoot," katanya.