Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas kembali menguat dan naik ke rekor tertinggi baru, didorong oleh arus masuk ke safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) lebih lanjut.
Selasa (23/9/2025), harga emas spot ditutup menguat 0,5% ke US$ 3.764,01 per ons troi. Di sesi ini, emas sempat mencapai rekor tertinggi baru di US$ 3.790,82 di awal sesi.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup menguat 1,1% menjadi US$ 3.815,7 per ons troi.
Imbal hasil acuan Treasury 10-tahun turun 0,2%, sementara dolar AS sebagian besar stabil.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru, Saham Emiten Tambang Menghijau Selasa (23/9)
Sentimen bagi emas datang setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral menghadapi "situasi yang menantang" dengan risiko inflasi yang lebih cepat dari perkiraan yang berkelanjutan, sementara pertumbuhan lapangan kerja yang lemah menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.
Powell juga tidak memberikan kejelasan tentang kapan Fed akan memangkas suku bunga berikutnya.
"Pasar emas menyadari bahwa tidak ada yang signifikan dalam pidatonya dibandingkan dengan nada yang ditetapkan minggu lalu, tidak ada yang cukup signifikan untuk mengubah arah kenaikan emas," kata ahli strategi pasar RJO Futures, Bob Haberkorn.
Para pedagang masih memperkirakan penurunan suku bunga AS pada bulan Oktober dan Desember setelah Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin awal bulan ini.
Perhatian kini beralih ke rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Jumat (26/9/2025), ukuran inflasi yang disukai The Fed.
Sementara itu, NATO memperingatkan Rusia bahwa mereka akan menggunakan "semua alat militer dan non-militer yang diperlukan" untuk membela diri, seraya mengecam Moskow atas pelanggaran wilayah udara Estonia dalam "pola perilaku yang semakin tidak bertanggung jawab".
Baca Juga: Kembali Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Harga Emas Hingga Akhir Tahun?
Minat beli yang kuat dari investor ETF, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga, kekhawatiran seputar independensi The Fed, dan perkembangan geopolitik, juga kemungkinan akan mendorong harga emas, ungkap Commerzbank dalam sebuah catatan.
People's Bank of China (PBoC) memanfaatkan Bursa Emas Shanghai (Shanghai Gold Exchange) untuk mendorong bank-bank sentral dari negara-negara sahabat membeli dan menyimpan emas batangan di dalam wilayahnya, Bloomberg melaporkan pada hari Selasa, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.