kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Google dan Facebook keluarkan kocek besar untuk melobi Pemerintah AS


Rabu, 23 Januari 2019 / 19:29 WIB
Google dan Facebook keluarkan kocek besar untuk melobi Pemerintah AS


Sumber: Bloomberg | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, Google dan Facebook rela mengeluarkan kocek lebih untuk melakukan negoisasi pada tahun 2018. Negoisasi ini dilakukan dengan seiring kebijakan Washington yang kian ketat mengatur perusahaan teknologi besar (Big Tech).

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (23/1), Google telah mengeluarkan anggaran lebih dari US$ 21 juta untuk melobi Washington di tahun 2018, menurut informasi resmi dari federal. Seperti untuk pertama kalinya, CEO Google Sundar Pichai pada tahun lalu menghadap Kongres AS, untuk menjelasakan bahwa pencarian dan Algoritma Google sarat dengan pandangan konservatif yang disukai oleh Presiden AS Donald Trump.

Menghindari tuduhan tersebut, Google mengeluarkan dana US$ 4,9 juta dalam tiga bulan terakhir. Secara keseluruhan pengeluaran untuk melobi tersebut telah melampaui rekor pengeluaran tahun 2017, yaitu sebesar US$ 18 juta.

Selain itu, Google juga menghabiskan US$ 13 juta untuk melakukan lobi terkait skandal privasi data pengguna dan kerentanan data, serta ketika CEO Facebook Mark Zuckerberg dipanggil untuk memberikan kesaksian di Kongres AS.

Selama tiga bulan terakhir, Facebook mengeluarkan US$ 2,83 juga. Jumlah tersebut, lebih tinggi dibandingkan biaya lobi di tahun 2017, sebesar US$ 11,5 juta.

Industri teknologi memiliki alasan kuat untuk meningkatkan biaya lobi tersebut, karena perusahaan tengah menghadapi pengawasan ketat dari kongres dan regulasi yang menyangkut pelanggaran penggunaan data pribadi pengguna.

Hal ini berkaitan dengan masalah Rusia, yang menggunakan platform media sosial untuk melakukan propaganda untuk mempengaruhi pemilu presiden AS pada tahun 2016. Sementara beberapa kritikus menilai industri teknologi telah tumbuh besar dan terlalu kuat, yang mempengaruhi dunia politik dan organisasi.

Google sendiri, menjadi perusahaan teknologi yang mengeluarkan anggaran lobi tertinggi di Washington. Kepala Kebijakan Global Google Karan Bhatia, tengah berpikir ulang untuk merombak strategi lobi di Washington di tengah serangan balasan.

Tidak hanya itu saja, Bhatia juga mesti menghadapi aturan perlindungan data pribadi pengguna, yang diketahui pengawasannya sangat ketat di wilayah California karena didorong kehadiran undang-undang baru dan upaya untuk membuat perusahaan teknologi bertanggung jawab atas konten yang disebarluaskan pada layanan mereka.

Google mengatakan akan melakuka lobi terhadap puluhan masalah, yang mencerminkan bahwa perusahaan berusaha mengintegrasikan layanan dengan bisnis perdagangan di AS. Kuartal empat tahun lalu, Facebook berupaya melobi beragam isu dari keamanan cyber, akses data pribadi, pengawasan pemerintah dan imigrasi.

Asosiasi internet, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili perusahaan termasuk Google dan Facebook, menghabiskan US$ 840.000 untuk melobi pada kuartal keempat. Seorang juru bicara asosiasi Noah Theran, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya dan menyelaraskan sumber daya untuk mencapai undang-undang privasi nasional.

Sementara Amazon.com Inc, melaporkan pengeluaran lobi sebesar US$ 3,7 juta pada kuartal keempat, sehingga totalnya US$ 14,2 juta untuk tahun 2018. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi dibandingkan tahun 2017, yakni US$ 12,8 juta.

Amazon meningkatkan eksistensinya di Washington, dengan membangun satu dari dua komplek sebagai markas baru di wilayah Virginia Utara yang tidak jauh dari ibukota.

Perusahaan ini juga tengah mempertimbangkan kontrak US$ 10 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awal sebagai proses penawaran yang telah berubah, karena terjerat tuduhan korupsi dalam pengadaan yang mengarah kepada pejabat dan manajemen perusahaan di Pentagon.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×