Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - Grab Holdings Ltd. dan GoTo Group telah mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan tahun ini. Ini dilakukan dengan tujuan mengakhiri kerugian selama bertahun-tahun di pasar internet yang kompetitif di Asia Tenggara.
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui hal tersebut, perusahaan melihat tahun 2025 sebagai tahun yang tepat untuk sebuah kesepakatan. Kedua penyedia layanan transportasi online terbesar di Asia Tenggara itu disebut telah mengadakan pembicaraan selama bertahun-tahun, dengan target kombinasi yang akan mengurangi biaya dan tekanan persaingan di wilayah dengan lebih dari 650 juta konsumen.
Grab dari Singapura, yang didukung oleh Uber Technologies Inc., dan GoTo dari Indonesia, yang investornya termasuk Softbank Group Corp. Keduanya telah membuat kemajuan menuju profitabilitas setelah debut pasar saham dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Ini Penyebab Rencana Merger Grab dengan GoTo Hidup Kembali
Saat mendiskusikan penggabungan, masing-masing perusahaan telah membuat kesepakatan yang lebih kecil dalam upaya untuk memperbaiki keuangan mereka. Grab telah membeli jaringan supermarket di Malaysia dan aplikasi reservasi di Singapura, sementara GoTo setahun yang lalu setuju untuk melepaskan kendali atas divisi e-commerce yang merugi kepada TikTok milik ByteDance Ltd. dalam kesepakatan senilai $1,5 miliar.
Sementara itu, pertumbuhan perusahaan telah menurun drastis dari tingkat tiga digit pada tahun-tahun sebelumnya karena pelanggan di wilayah tersebut mengurangi pengeluaran untuk mengatasi inflasi dan suku bunga yang tinggi. Permintaan meningkat pada kecepatan yang lebih lambat karena basis pelanggan mereka berkembang dan konsumen kurang bersemangat untuk memanggil tumpangan atau memesan makanan yang diantar ke rumah dengan iklim ekonomi makro yang menantang
Sayangnya juru bicara GoTo menolak berkomentar, sementara perwakilan Grab tidak segera berkomentar ketika dihubungi oleh Bloomberg News.
Baca Juga: Begini Respons GOTO Terkait Kabar Merger dengan Grab pada Tahun 2025
DealStreetAsia sebelumnya juga melaporkan target perusahaan untuk mencapai kesepakatan tahun ini. Dalam laporannya disebut kemajuan dalam diskusi potensi merger antara Grab dan GoTo secara efektif memperkuat kepemimpinan pasar kedua perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Namun kesepakatan tersebut akan menghadapi pengawasan ketat dari regulator karena keduanya merupakan pemain layanan on-demand teratas di banyak pasar utama Asia Tenggara. Ada potensi hambatan antimonopoli yang disebabkan oleh dominasi perusahaan di pasar Indonesia dan Singapura
Saham GoTo ditutup menguat 7,4% di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (4/2). Sedangkan saham Grab telah turun sekitar 4% di New York sejauh ini pada tahun 2025. Bersama-sama, nilai pasar perusahaan mendekati US$25 miliar, menyaingi kapitalisasi beberapa perusahaan terbesar di Asia Tenggara.