Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di media sosial, sejumlah tips tentang cara menghindari mobilisasi beredar luas.
Pengacara hak asasi manusia Pavel Chikov mengatakan pada hari Senin bahwa dia dan timnya telah menyampaikan webinar nasihat kepada 10.000 karyawan perusahaan.
Pengikutnya di aplikasi perpesanan Telegram meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 466.000 dalam dua minggu terakhir.
Warga Rusia banyak yang cemas seiring beredarnya cerita-cerita di msyarakat tentang mobilisasi. Salah satunya, banyak laki-laki yang seharusnya dikecualikan menurut kriteria yang disebutkan, tetapi tetap dipanggil.
"Mereka yang datang kepada kami panik. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi," kata Krivenko. "Mereka memanggil siapa saja. Dan undang-undang mengizinkan mereka merekrut siapa saja."
Dmitry Lutsenko, yang ikut menjalankan sebuah kelompok bernama Release yang menawarkan nasihat dan informasi hukum, mengatakan: "Cara terbaik untuk menghindari wajib militer adalah meninggalkan Rusia sekarang."
Pilihan terbaik kedua adalah bersembunyi, katanya.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Rusia Menggunakan Nuklir di Perang Ukraina? Ini Prediksinya
"Hindari menandatangani surat panggilan ... menghindari kantor militer. Hukuman hukum untuk tidak pergi adalah denda kecil dan saya tidak tahu siapa pun yang telah didenda," jelas Lutsenko.
Pengacara Alexei Tabalov mengatakan di Facebook bahwa orang-orang muda dan wanita meminta bantuan jauh lebih sering daripada pria yang lebih tua. Pria dengan usia yang lebih tua kerap patuh kepada pihak berwenang.
"Pada saat yang sama, kami melihat kerumunan pria secara sukarela pergi ke pangkalan militer," kata Tabalov. "Aku ingin berteriak - kenapa kamu pergi? Lari, pergi selagi bisa! Tapi tidak, mereka diam-diam berdiri dan menunggu. Apa yang mereka tunggu?"