Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - China tahun lalu menjadi pemimpin dunia dalam pengajuan paten internasional, menggulingkan Amerika Serikat (AS) yang memegang posisi teratas selama lebih dari empat dekade.
Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) mengatakan, China sepanjang 2019 mengajukan 265.800 aplikasi paten internasional, naik 5,2% dari 2018. Ini merupakan rekor terbanyak.
Sistem kompleks WIPO, lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam mendaftarkan paten internasional melibatkan banyak kategori.
Dalam kategori utama, Patent Cooperation Treaty (PCT), China menduduki peringkat satu untuk pertama kali lebih dari empat dekade, dengan pengajuan 58.990 aplikasi.
Baca Juga: Ingin longgarkan aturan paten di UU Cipta Kerja, ini alasan pemerintah
Dengan begitu, Tiongkok melampaui AS yang hanya mengajukan 57.840 aplikasi, dan yang telah menduduki peringkat teratas untuk kategori PCT sejak sistem berlaku sejak 1978 silam.
Mengekor China dan AS di peringkat berikutnya secara berturut-turut, WIPO mengungkapkan, adalah Jepang, Jerman, dan Korea Selatan sebagai pelapor paten lima teratas dunia.
"Pertumbuhan China yang cepat untuk menjadi pengarsip aplikasi paten internasional melalui WIPO menggarisbawahi perubahan jangka panjang dalam lokus inovasi menuju Timur," kata Direktur Jenderal WIPO Francis Gurry
"Dengan pemohon (paten) yang berbasis di Asia kini memiliki lebih dari setengah dari semua aplikasi PCT," ujar dia dalam sebuah pernyataan, Selasa (7/4), seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Amazon punya peluang menangi perebutan proyek cloud Pentagon dari Microsoft
Laporan WIPO menunjukkan, pemohon yang berbasis di Asia menyumbang 52,4% dari semua pengajuan paten. Sementara Eropa dan Amerika Utara masing-masing menyumbang kurang dari seperempat.
Dan, untuk tahun ketiga secara berturut-turut, raksasa telekomunikasi asal China, Huawei Technologies, menduduki peringkat global pada 2019, dengan mengajukan 4.411 aplikasi PCT.
Padahal, ada kampanye tanpa henti oleh Washington, yang telah melobi sekutu di seluruh dunia untuk menghindari peralatan telekomunikasi perusahaan itu dengan alasan keamanan, dan perang dagang AS-China.
Posisi berikutnya adalah Misubishi Electric Corp dari Jepang, yang mengajukan 2.661 aplikasi, Samsung Electronics dari Korea Selatan dengan 2.333 pengajuan, dan Qualcomm Inc asal AS dengan 2.127 pengajuan.
Baca Juga: Xiaomi patenkan desain ponsel dengan tujuh kamera pop-up
Gurry, yang akan mengundurkan diri pada akhir September nanti setelah 12 tahun di pucuk pimpinan WIPO, menyatakan, pada 1999 lalu, organisasinya hanya menerima 276 aplikasi paten dari China.
"Hampir 59.000 pengajuan tahun lalu menandai peningkatan 200 kali lipat hanya dalam 20 tahun," ujarnya.
Sementara kekayaan intelektual semakin menemukan dirinya di jantung persaingan global, Gurry mengatakan, "penting untuk semua pihak ingat bahwa inovasi bukanlah permainan zero-sum".
"Peningkatan dalam inovasi global berarti obat-obatan baru, teknologi komunikasi, solusi untuk tantangan global yang menguntungkan semua orang, di mana pun mereka tinggal," tegasnya.
Baca Juga: Novartis ambil paten obat jantung senilai US$ 9,7 miliar