Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Laporan WIPO menunjukkan, pemohon yang berbasis di Asia menyumbang 52,4% dari semua pengajuan paten. Sementara Eropa dan Amerika Utara masing-masing menyumbang kurang dari seperempat.
Dan, untuk tahun ketiga secara berturut-turut, raksasa telekomunikasi asal China, Huawei Technologies, menduduki peringkat global pada 2019, dengan mengajukan 4.411 aplikasi PCT.
Padahal, ada kampanye tanpa henti oleh Washington, yang telah melobi sekutu di seluruh dunia untuk menghindari peralatan telekomunikasi perusahaan itu dengan alasan keamanan, dan perang dagang AS-China.
Posisi berikutnya adalah Misubishi Electric Corp dari Jepang, yang mengajukan 2.661 aplikasi, Samsung Electronics dari Korea Selatan dengan 2.333 pengajuan, dan Qualcomm Inc asal AS dengan 2.127 pengajuan.
Baca Juga: Xiaomi patenkan desain ponsel dengan tujuh kamera pop-up
Gurry, yang akan mengundurkan diri pada akhir September nanti setelah 12 tahun di pucuk pimpinan WIPO, menyatakan, pada 1999 lalu, organisasinya hanya menerima 276 aplikasi paten dari China.
"Hampir 59.000 pengajuan tahun lalu menandai peningkatan 200 kali lipat hanya dalam 20 tahun," ujarnya.
Sementara kekayaan intelektual semakin menemukan dirinya di jantung persaingan global, Gurry mengatakan, "penting untuk semua pihak ingat bahwa inovasi bukanlah permainan zero-sum".
"Peningkatan dalam inovasi global berarti obat-obatan baru, teknologi komunikasi, solusi untuk tantangan global yang menguntungkan semua orang, di mana pun mereka tinggal," tegasnya.
Baca Juga: Novartis ambil paten obat jantung senilai US$ 9,7 miliar