Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald Trump kembali mencetak sejarah setelah memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya, dan akan dilantik pada 20 Januari 2025 sebagai Presiden ke-47.
Kemenangan ini memicu beragam reaksi publik, mulai dari keraguan hingga teori konspirasi yang mempertanyakan hasil pemilu.
Respons Masyarakat: “Ada yang Tidak Beres”
Tidak lama setelah kemenangan Trump dikonfirmasi, berbagai reaksi skeptis muncul di media sosial.
Baca Juga: Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Posisi Apa yang akan Didapat Elon Musk?
Mengutip unilad.com, beberapa tokoh anonim mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap hasil pemilu ini. Kelompok peretas Anonymous mengangkat perbedaan jumlah suara antara pemilu 2020 dan 2024, mengklaim bahwa data tersebut “tidak sesuai.”
Dalam cuitannya di Twitter, Anonymous menyatakan, “Ada yang tidak masuk akal. Pada 2020, Biden memperoleh 81 juta suara, sementara Trump mendapatkan 74 juta.
Di 2024, Harris memperoleh 66 juta suara, sedangkan Trump mendapatkan 71 juta. Apakah benar 15 juta pemilih Demokrat memutuskan untuk tidak ikut kali ini?”
Beberapa pengguna Twitter mengungkapkan keraguannya dengan pernyataan seperti:
- “Orang-orang mau memilih saat COVID, tapi tidak di 2024?”
- “Saya tidak ingin berpikir teori konspirasi, tapi apakah ini rahasia yang sempat dibicarakan Trump?”
- “Ini mencurigakan. Setelah semua suara dihitung, kita tetap kehilangan 10-15 juta suara di tengah catatan baru dalam jumlah pemilih.”
Baca Juga: Berapa Gaji Presiden Amerika Serikat? Ini Rincian dan Faktanya
Kamala Harris Gagal Menjadi Presiden Perempuan Pertama
Meskipun kampanye berlangsung sengit antara kandidat Partai Republik, Donald Trump, dan kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, Trump berhasil unggul. Trump memenangkan suara di negara bagian penting seperti Pennsylvania, Michigan, Georgia, dan North Carolina.
Selain itu, ia memimpin di Nevada dan Arizona serta mendapatkan empat dari lima suara elektoral di Nebraska.
Kamala Harris, yang semula diprediksi kuat, akhirnya gagal menjadi Presiden perempuan pertama AS setelah kekalahan telak ini.
Pernyataan Kemenangan Trump
Dalam pidato kemenangannya, Trump mengklaim bahwa kemenangannya adalah momen bersejarah bagi Amerika Serikat.
“Setiap hari saya akan berjuang untuk Anda, dengan setiap nafas yang saya miliki. Saya tidak akan beristirahat sampai kita memberikan Amerika yang kuat, aman, dan makmur yang pantas diterima oleh anak-anak kita. Ini benar-benar akan menjadi masa keemasan bagi Amerika,” kata Di hadapan para pendukungnya.
Baca Juga: Janji Donald Trump yang Harus Ditagih Setelah Menang Pemilu Presiden AS
Dengan kemenangan ini, Trump menjanjikan akan membawa Amerika Serikat menuju era baru yang menurutnya akan penuh dengan stabilitas dan kemakmuran.
Teori Konspirasi dan Masa Depan Demokrasi AS
Kemenangan kedua Donald Trump memicu pertanyaan tentang masa depan demokrasi di Amerika Serikat.
Di tengah peningkatan jumlah pemilih dan catatan baru dalam registrasi pemilih, banyak pihak merasa ada yang janggal.
Kendati demikian, Trump dan timnya menyatakan bahwa pemilu berjalan dengan adil dan mengajak masyarakat untuk menyambut masa depan yang lebih cerah bagi Amerika.