Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Jong-sup, mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya akan meningkatkan kemampuan pertahanannya dan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Jepang untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Lee, berbicara pada pertemuan keamanan Asia di Singapura, mengatakan situasi di semenanjung Korea merupakan ancaman global dan dia mendesak Korea Utara untuk segera mengakhiri program senjata nuklir dan misilnya.
Amerika Serikat memperingatkan bulan ini bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh, dan mengatakan akan kembali mendorong sanksi PBB jika itu terjadi.
“Pemerintah Korea Selatan akan memperkuat kemampuan untuk lebih menerapkan pencegahan yang diperluas Amerika Serikat, dan kami akan memperkuat kemampuan respons militer Korea Selatan untuk mencegah ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” kata Lee dalam pidatonya di Shangri-La. Dialog, pertemuan puncak keamanan regional.
Baca Juga: China dan Rusia Tuduh AS Memicu Ketegangan di Semenanjung Korea
"Selain itu, kami ingin memperkuat kerja sama keamanan antara Korea Selatan, AS, dan Jepang untuk menanggapi program nuklir dan rudal Korea Utara," tambahnya.
Korea Utara mempromosikan juru runding nuklir utamanya menjadi menteri luar negeri, media pemerintah mengatakan pada hari Sabtu, ketika pemimpin Kim Jong Un bersumpah kepada partai yang berkuasa bahwa ia akan menggunakan kekuatan untuk kekuasaan untuk melawan ancaman terhadap kedaulatan negara.
Korea Utara telah melakukan setidaknya 18 putaran uji coba senjata tahun ini, menggarisbawahi perkembangan persenjataan nuklir dan misilnya.
Baca Juga: Kabar Gembira dari WHO, Kasus Covid-19 di Hampir Seluruh Dunia Alami Penurunan
Lee mengatakan Korea Selatan siap untuk memperluas dukungan ekonomi ke Korea Utara jika mengakhiri program nuklirnya.
“Jika Korea Utara membuat kemajuan substansial dalam denuklirisasi, pemerintah kami akan mengejar rencana berani yang dapat menghasilkan pencapaian terobosan bagi ekonomi Korea Utara dan kualitas hidup warganya,” katanya.