kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hadapi pendemo, pendukung Raja Thailand turun ke jalan


Rabu, 21 Oktober 2020 / 16:43 WIB
Hadapi pendemo, pendukung Raja Thailand turun ke jalan
ILUSTRASI. Seorang pria mendorong petugas polisi selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, 16 Oktober 2020.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Puluhan royalis Thailand mengadakan unjuk rasa di Bangkok pada Rabu (21/10) untuk menghadapi aksi protes terhadap pemerintah dan monarki yang telah menarik puluhan ribu orang ke jalan.

Kelompok pengunjuk rasa anti-pemerintah juga mendesak para pendukung untuk kembali berdemonstrasi di hari ketujuh, dengan berkumpul pada pukul 4 sore waktu setempat. 

Kaum royalis atawa pendukung monarki Thailand mengatakan, mereka tidak punya masalah dengan pengunjuk rasa yang menyerukan pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, tetapi mereka tidak boleh menyentuh Raja Maha Vajiralongkorn.

"Saya mohon, lakukan apa yang Anda mau, tapi jangan menyentuh monarki," kata salah satu royalis Sirimongkol Ruampan kepada Reuters. “Saya menentang kekerasan. Saya mohon sekali lagi, jangan membawa monarki ke dalam politik".

Baca Juga: Di tengah aksi unjuk rasa, pariwisata Thailand kembali terbuka untuk turis asing

Royalis, yang sebagian besar mengenakan pakaian kuning, warna Raja, menyatakan, kegiatan mereka tidak politis dan tidak tunduk pada larangan pertemuan lebih dari lima orang yang diberlakukan oleh pemerintah pekan lalu.

Juru bicara Kepolisian Thailand Yingyos Thepjumnong menyebutkan, semua kelompok yang berdemo akan diperlakukan sama.

“Kami siap untuk kejutan besar setiap hari,” katanya seperti dikutip Reuters. “Kami perlu menyeimbangkan penegakan hukum dengan perdamaian dan keamanan sosial, tidak peduli di aksi siapa”.

Kelompok royalis turun ke media sosial menggunakan tagar yang diterjemahkan sebagai #WeLoveTheMonarchy untuk menyatakan kesetiaan mereka. Tetapi, itu dibajak oleh pendukung anti-pemerintah yang mem-posting pesan anti-royalis.

Protes telah menjadi tantangan terbesar bagi Thailand selama bertahun-tahun dan telah menarik oposisi paling terbuka terhadap monarki dalam beberapa dekade, meskipun undang-undang lese majeste menetapkan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menghina monarki.

Selanjutnya: Liput aksi protes, Thailand hentikan siaran stasiun TV online


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×