Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Pasar kripto ambrol pada Senin (19/9), dengan harga Bitcoin jatuh ke level US$ 18.000 dan banyak mata uang kripto anjlok lebih dari 10%.
Mengacu data CoinMarketCap Senin (19/9) pukul 13.05, harga Bitcoin ada di US$ 18.807,58 atau merosot 6,19% dalam 24 jam terakhir.
Harga Ethereum anjlok 10,23% menjadi US$ 1.307,44 dan Ethereum Classic terjungkal 17,09% ke posisi US$ 28,46.
Mata uang kritpo lain yang anjlok lebih dari 10%, misalnya, Shiba Inu yang menukik 10,2% jadi US$ 0,00001071.
Baca Juga: Kehancuran Terbesar bakal Datang, Robert Kiyosaki Minta Masuk Sekarang ke 2 Aset Ini
Investor saat ini mengamati dengan cermat keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tentang kenaikan suku bunga The Fed minggu ini.
Banyak yang memperkirakan, The Fed mengerek suku bunga 75 basis poin, kelanjutan dari kebijakan moneter ketat bank sentral AS.
"Kita bisa melihat, reli bantuan Bitcoin memang tidak berkelanjutan," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, kepada CoinDesk, setelah harga Bitcoin sempat menembus US$ 22.000 pekan lalu.
"Namun, FOMC mendatang akan menjadi poin kunci bagi pasar kripto karena pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin," ujar dia.
Alhasil, Indeks Fear & Greed kripto tetap kuat di wilayah ketakutan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Bisa Turun di Bawah US$ 10.000, Ini Penjelasan Analis Crypto
Hanya, DiPasquale bilang, "setiap tanda-tanda dovish dalam pertemuan (FOMC) kemungkinan besar akan memberi pasar dorongan kuat".
"Dan, kita bisa melihat titik terendah jangka pendek jika harga turun lebih jauh karena kenaikan suku bunga 75 basis poin," katanya.
Menurut dia, harga Bitcoin tetap menarik di bawah US$ 20.000, dan pihaknya akan terus mengakumulasi hingga level US$ 15.000-US$ 17.000.
"Jika Bitcoin melakukan terobosan besar-besaran, kita bisa melihat US$ 24.000 sebagai resistance utama pertama, diikuti oleh US$ 27.000," ungkap DiPasquale.