Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin semakin melorot pada Selasa (24/5) malam. Meski masih optimistis, investor Robert Kiyosaki memprediksi kejatuhan harga Bitcoin lebih dalam lagi.
Mengacu data CoinMarketCap pada Selasa pukul 21.20 WIB, harga Bitcoin merosot 4,35% ke posisi US$ 28.786,59, setelah sempat menembus US$ 30.000 sehari sebelumnya.
"Saya tetap bullish dengan masa depan bitcoin," kata penulis terkenal buku terlaris Rich Dad Poor Dad ini dalam tweet Rabu (18/5) lalu, seperti dikutip Bitcoin.com.
Tetapi, dia sedang menunggu harga Bitcoin menguji titik terendah baru. Itu bisa US$ 20.000, US$ 14.000, US$ 11.000, atau bahkan US$ 9.000, lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Baca Juga: Pasar Kripto Kembali Merah, Harga Bitcoin Terjungkal ke Bawah US$ 30.000
Kiyosaki pun menjelaskan mengapa dia masih bullish dengan Bitcoin. Sebab, menurutnya, bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) dan Departemen Keuangan AS adalah organisasi yang korup.
"Mereka akan menghancurkan diri sendiri sebelum mereka mendapatkan kembali kejujuran, integritas, dan kompas moral. Hati-hati. Waspada," tegasnya.
Sebelumnya, Kiyosaki men-tweet, dia menunggu titik terendah sebelum masuk ke Bitcoin. Saat itu, dia memperkirakan, titik terendah mata uang kripto terbesar dari sisi market cap itu di angka US$ 17.000.
Dan, ini juga bukan pertama kali Kiyosaki menyatakan ketidakpercayaannya terhadap Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Departemen Keuangan, dan The Fed. Dia pun berulang kali merekomendasikan Bitcoin kepada investor.
Pada Maret lalu, Kiyosaki mengatakan, dollar AS akan meledak, menyalahkan Presiden Biden karena menyebabkan inflasi. Dia merekomendasikan emas, perak, Bitcoin, Ethereum, dan Solana sebagai investasi ketika itu.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 30.000, Masih di Pasar Bearish Tanpa Akhir yang Terlihat
Bahkan, Kiyosaki sebelumnya mengungkapkan, perang Rusia-Ukraina "meningkatkan kripto sebagai tempat berlindung yang lebih aman dibanding uang fiat palsu pemerintah".
Sementara Kevin Svenson, analis dan trader kripto populer, yakin harga Bitcoin siap untuk bangkit bersama pasar saham AS. Bitcoin telah menunjukkan korelasi hampir 90% dengan indeks S&P 500 baru-baru ini.
Mengutip The Daily Hodl, dia bilang, S&P 500 sudah mencapai "level yang sangat oversold" pada relative strength index (RSI) mingguan, metrik yang mengukur momentum pasar aset. Dan, indeks belum mencapai titik serendah ini sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020.
Svenson memperkirakan, harga Bitcoin akan mengikuti S&P 500 pada “pembalikan multi-minggu kembali ke atas”, meskipun ada “kemungkinan kuat” mata uang kripto terbesar dari sisi market cap itu mencapai harga yang lebih rendah di kemudian hari.
Menurutnya, harga Bitcoin bisa melonjak hingga zona support sebelumnya di kisaran US$ 36.200 atau zona candle close sebelumnya sekitar US$ 37.500.