Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sejak awal Januari 2024, harga emas telah melonjak berulang kali memecahkan rekor.
Menurut Goldman Sachs Research, reli emas akan terus berlanjut di tengah permintaan yang tinggi dari bank sentral.
Melansir Republic World, analis Lina Thomas dalam laporan tim Goldman Sachs menulis, harga logam mentereng tersebut diprediksi akan melonjak hingga 8% lebih jauh ke US$ 3.100 per troy ounce pada akhir tahun 2025.
Ada permintaan emas yang lebih tinggi dari yang diharapkan dari bank sentral, dan peningkatan perkiraan tersebut didukung oleh hal tersebut.
Bank sentral juga telah meningkatkan cadangan komoditas tersebut sejak aset bank sentral Rusia dibekukan pada tahun 2022, menyusul invasi Rusia ke Ukraina, tambah laporan tersebut.
Riset Goldman Sachs mengantisipasi peningkatan harga emas dari peningkatan pembelian ETF emas karena penurunan suku bunga membuat emas menjadi investasi yang lebih menarik.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Atas US$3.300, Apa Sebabnya?
Namun, faktor-faktor ini entah bagaimana dapat diimbangi oleh spekulan yang mengurangi posisi beli bersih mereka di pasar berjangka emas, yang diproyeksikan oleh Goldman Sachs akan membebani harga emas.
Saat ini, posisi beli bersih sangat tinggi karena kekhawatiran tarif berkelanjutan dari pemerintahan Trump telah mendorong investor menuju aset safe haven.
Berdasarkan laporan tersebut, pendorong utama dari perkiraan yang lebih tinggi adalah fakta bahwa bank sentral telah membeli emas, yang melampaui ekspektasi pada bulan Desember.
Sebelum aset bank sentral Rusia dibekukan pada tahun 2022, permintaan institusional bulanan rata-rata di pasar emas over-the-counter London mencapai 17 ton. Angka ini mencapai 108 ton pada bulan Desember lalu.
Tonton: Ini Alasan Mengapa Kilau Emas Gagal Membuat Warren Buffett Terpukau
Thomas menambahkan dalam laporan tersebut, permintaan yang terus-menerus lebih tinggi dari bank sentral dapat menaikkan harga emas sebanyak 9%.