Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan reli rekornya pada Selasa (waktu AS), hanya terpaut US$22 dari level psikologis US$4.000 per ons troi, didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini serta meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat yang terus berlanjut.
Harga emas spot naik 0,4% menjadi US$3.978,01 per ons pada pukul 09.23 pagi waktu New York (13.23 GMT), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.985,48 di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember naik 0,6% ke US$4.000,90 per ons, untuk pertama kalinya menembus ambang US$4.000/oz.
Permintaan Safe Haven Masih Kuat
“Arus beli emas masih ditopang oleh permintaan aset aman (safe haven) akibat penutupan pemerintahan AS yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian dalam waktu dekat. Hal ini menjaga minat beli emas tetap tinggi,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Analis Senior Logam di Zaner Metals.
Baca Juga: Daftar Negara Dengan Cadangan Emas Terbesar, Indonesia Masuk?
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) biasanya menguat di tengah ketidakpastian ekonomi dan lingkungan suku bunga rendah. Tahun ini, harga emas telah melonjak 52%, didorong oleh kombinasi berbagai faktor seperti:
-
ekspektasi pemangkasan suku bunga,
-
ketidakpastian politik dan ekonomi global,
-
pembelian masif oleh bank sentral,
-
aliran dana masuk ke ETF berbasis emas, serta
-
pelemahan dolar AS.
Penutupan Pemerintahan AS dan Ketidakpastian Data Ekonomi
Penutupan pemerintahan AS telah memasuki hari ketujuh pada Selasa. Akibatnya, rilis sejumlah indikator ekonomi utama tertunda, memaksa investor mengandalkan data sekunder non-pemerintah untuk menilai waktu dan besaran potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Di sisi lain, gejolak politik di Prancis dan Jepang turut mengguncang pasar valuta asing dan obligasi global selama dua hari berturut-turut, memperkuat permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Ekspektasi The Fed dan Prospek Harga Emas
Investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada pertemuan bulan ini, dengan tambahan pemangkasan 25 basis poin lagi pada Desember.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Tembus Rekor! Investor Panik Buru Safe Haven di Tengah Krisis Global
Ekspektasi tersebut menambah sentimen positif bagi emas, yang cenderung menguat ketika imbal hasil obligasi dan suku bunga turun.
Sementara itu, Bank Sentral Tiongkok kembali menambah cadangan emas pada September, menandai bulan ke-11 berturut-turut pembelian logam mulia tersebut, menurut data People’s Bank of China (PBoC).
Bank investasi Goldman Sachs pada Senin lalu juga menaikkan proyeksi harga emas untuk Desember 2026 menjadi US$4.900 per ons dari sebelumnya US$4.300, dengan alasan kuatnya aliran dana ETF Barat dan potensi pembelian lanjutan oleh bank sentral global.
Selain emas, harga perak spot turun 0,4% ke US$48,31 per ons, platinum melemah 0,1% ke US$1.624,63, sementara palladium justru naik 1,6% ke US$1.340,68 per ons.