Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MILAN. Perusahaan energi Italia, Eni, mencatat penurunan laba bersih yang disesuaikan sebesar 46% pada kuartal IV 2024.
Pelemahan harga energi serta kinerja buruk di sektor pengilangan, biofuel, dan kimia menjadi faktor utama yang menekan kinerja perusahaan.
Dalam laporan keuangan terbarunya, Eni membukukan laba bersih disesuaikan sebesar €892 juta, lebih rendah dari perkiraan analis sebesar €960 juta dan jauh di bawah perolehan €1,66 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Eni dan PETRONAS Bentuk Joint Venture Kelola Aset Hulu di Indonesia dan Malaysia
Meski demikian, CEO Eni Claudio Descalzi menegaskan bahwa strategi restrukturisasi yang dilakukan telah memperkuat posisi keuangan perusahaan.
"Tindakan kami dalam mengelola portofolio telah membuat leverage pro-forma kami berada di level terendah dalam sejarah, yakni 15%. Ini memberi kami fleksibilitas untuk terus berinvestasi dalam bisnis sekaligus memberikan imbal hasil bagi pemegang saham," ujar Descalzi dalam pernyataannya.
Di sisi operasional, Eni mencatat arus kas operasi sebesar €2,89 miliar pada kuartal IV, melampaui ekspektasi pasar.
Belanja modal perusahaan mencapai €2,7 miliar, sehingga total pengeluaran tahun 2024 menjadi €8,8 miliar, lebih rendah dari target yang sebelumnya ditetapkan.
Produksi minyak dan gas naik 3% dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh akuisisi Neptune Energy yang memperkuat portofolio eksplorasi dan produksi perusahaan.
Sementara itu, beberapa divisi mengalami tekanan signifikan. Bisnis eksplorasi dan produksi (E&P) membukukan laba operasional yang disesuaikan sebesar €2,78 miliar, turun 17% secara tahunan.
Baca Juga: Tragedi Ledakan di Fasilitas Eni Dekat Florence: 2 Tewas, 9 Luka-Luka, 4 Hilang
Unit bisnis energi rendah karbon, yakni Plenitude dan Enilive, juga mengalami penurunan laba sebesar 17%, dengan perolehan EBIT sebesar €133 juta.
Bisnis gas dan LNG (GGP) bahkan mencatat penurunan lebih dari setengahnya menjadi €279 juta.
Di sektor pengilangan dan kimia, Eni mencatat kerugian operasional sebesar €275 juta, lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
Descalzi menekankan bahwa perusahaan akan terus beradaptasi dengan dinamika pasar energi global.
"Beberapa segmen mengalami tekanan, tetapi kami melihat peluang pertumbuhan yang kuat di bisnis energi rendah karbon dan transisi energi," katanya.
Sebagai bagian dari strateginya, Eni telah membuka modal bagi unit bisnis Plenitude dan Enilive sepanjang tahun lalu, menarik investasi dari Energy Infrastructure Partners (Swiss) dan KKR (AS).
Baca Juga: Target Onstream 2027, Ini Perkembangan Proyek Geng North dan Gehem Kelolaan ENI
Selain itu, Eni juga mengumumkan kerja sama strategis dengan perusahaan energi Malaysia, Petronas, untuk membentuk joint venture dalam mengelola aset hulu di Indonesia dan Malaysia.
Eni akan mengungkap lebih lanjut strategi bisnis dan kebijakan distribusi dividen dalam Capital Markets Day yang dijadwalkan berlangsung hari ini pukul 13:00 GMT.