Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Ether (ETH) turun ke level US$3.800 pada Selasa (21/10), setelah gagal mempertahankan posisi di atas ambang psikologis US$4.000.
Penurunan ini terjadi di tengah kelanjutan arus keluar (net redemption) dari produk ETF spot Ethereum, serta sinyal teknikal yang menunjukkan potensi koreksi lebih dalam.
Dalam dua pekan terakhir, Ether sempat pulih 16% dari level terendah US$3.500 yang dicapai pada 11 Oktober. Namun, momentum kenaikan tersebut terhenti di sekitar zona resistensi kuat US$4.000, menandakan tekanan jual masih mendominasi.
Baca Juga: Altcoin Ini Menjadi Target Akumulasi Whale, Sinyal Kenaikan Harga?
“Ada resistensi kuat di level US$4.000,” ujar analis kripto Philakone melalui unggahan di platform X pada Senin. Ia mengingatkan bahwa terakhir kali ETH/USD tertolak dari area tersebut pada Desember 2024, harga Ether kemudian anjlok sekitar 66%.
Level Kritis bagi Bullish Ether
Analis Daan Crypto Trades menilai bahwa bull harus mendorong dan mempertahankan harga di atas US$4.000 untuk memastikan kelanjutan tren pemulihan.
“Level ini sulit ditembus oleh bull dan menjadi sangat krusial dalam jangka pendek hingga menengah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penutupan candlestick harian yang kuat di atas level tersebut dapat mengembalikan ETH ke rentang harga sebelumnya di atas US$4.100, sekaligus meninggalkan tekanan dari level terendah baru-baru ini.
Analis lain, Jas Crypto, menilai level US$4.000 akan menjadi penentu apakah pergerakan saat ini akan menjadi koreksi lebih dalam atau hanya jeda sementara.
“Jika bull berhasil mempertahankan area US$4.000, momentum bisa kembali mengarah ke US$5.000,” katanya.
Sebelumnya, laporan Cointelegraph menyebutkan bahwa untuk memulai tren naik baru, Ether harus mampu menembus zona suplai antara $4.000–$4.300.
Minimnya Pembeli Baru Hambat Kenaikan ETH
Data terbaru menunjukkan bahwa kemampuan Ether untuk kembali di atas US$4.000 masih terbatas karena minimnya tekanan beli baru.
Indikator spot volume delta — yang mengukur perbedaan bersih antara volume beli dan jual di bursa — menunjukkan bahwa net buying masih negatif, meskipun sempat ada percobaan rebound harga.
Baca Juga: Pendiri Ripple Pindahkan US$120 Juta XRP ke Dompet Tak Dikenal, Apa Motifnya?
Kondisi ini mengindikasikan bahwa rebound Ether kekurangan dukungan dari arus beli nyata, sehingga berpotensi memperdalam koreksi.
Di sisi lain, permintaan terhadap ETF spot Ethereum juga menurun tajam. Data SoSoValue mencatat bahwa produk investasi ini mengalami outflow selama enam dari delapan hari terakhir.
Hanya pada hari Senin, tercatat penarikan dana sebesar US$145,7 juta, dengan total arus keluar mencapai US$640,5 juta dalam delapan hari terakhir.
Untuk memulihkan sentimen positif, dibutuhkan kembalinya arus masuk ETF (ETF inflows) serta kehadiran pembeli baru di pasar spot agar harga ETH dapat kembali menargetkan US$5.000.
Pola Bear Flag Mengindikasikan Potensi Penurunan ke US$3.100
Secara teknikal, Ether kini menunjukkan pola bearish klasik berupa bear flag pada grafik 12 jam.
Harga yang menembus batas bawah pola di sekitar US$4.000 pada Selasa menandakan awal dari potensi penurunan lanjutan.
Target penurunan berdasarkan ukuran flagpole diperkirakan berada di sekitar US$3.120, atau turun sekitar 20% dari harga saat ini.
Baca Juga: Pasar Kripto Anjlok, Lebih dari US$110 Miliar Nilai Pasar Lenyap dalam Hitungan Jam
Selain itu, indikator Relative Strength Index (RSI) yang masih berada di bawah level 50 menandakan bahwa momentum pasar masih condong ke sisi bearish.
Sinyal Positif Masih Ada di Tengah Tekanan
Meski tekanan jual meningkat, beberapa analis masih melihat peluang pemulihan jangka menengah.
Menurut analis Jelle, Ether saat ini hanya melakukan retest terhadap level breakout utama di sekitar US$4.000 sebelum melanjutkan tren naik berikutnya.
“Formasi teknikal saat ini menunjukkan Ether siap untuk ekspansi harga yang lebih cepat ke atas,” ujarnya optimistis.