Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kopi arabika global mencapai rekor tertinggi di atas US$3,60 per pon pada Rabu (29/1).
Didorong oleh keterbatasan pasokan dari Brasil dan kekhawatiran atas panen mendatang di negara produsen kopi terbesar di dunia tersebut.
Para pedagang melaporkan bahwa 70%-80% panen arabika Brasil saat ini telah terjual, sementara perdagangan baru berjalan lambat.
Baca Juga: Penjualan Starbucks Diperkirakan Turun Lagi, Investor Menanti Pemulihan
Brasil menyumbang hampir setengah produksi kopi arabika dunia, jenis kopi premium yang umumnya digunakan dalam campuran kopi bubuk dan panggang.
Meskipun kondisi cuaca baru-baru ini membaik setelah kekeringan parah tahun lalu, Badan Pangan Brasil (Conab) memperkirakan hasil panen mendatang akan turun 4,4% dibandingkan panen saat ini.
Sebagai akibatnya, harga kopi arabika berjangka di ICE Exchange—yang digunakan sebagai acuan harga kopi global—mencapai rekor baru US$3,6490 per pon, mencatat kenaikan hampir 15% sepanjang tahun ini.
Melansir Reuters, pukul 11.20 GMT, kontrak arabika diperdagangkan naik 1,7% di US$3,6380 per pon, sementara harga kopi robusta naik 0,6% menjadi US$5.553 per metrik ton.
Baca Juga: Terus Berinovasi, Fore Coffee Berhasil Buka 61 Gerai Baru Tahun 2024
India dan Vietnam Tahan Penjualan, Stok Brasil Menipis
Ekspor kopi dari India, produsen robusta terbesar kelima di dunia, diperkirakan turun lebih dari 10% pada 2025 akibat produksi yang lebih rendah dan minimnya stok sisa dari panen sebelumnya.
Para pedagang mengatakan bahwa petani di India dan Vietnam—produsen robusta terbesar dunia—menunda penjualan dengan harapan harga akan terus naik.
Sementara itu, di Brasil, sekitar 80-90% dari panen saat ini telah terjual.
Laporan dari pialang Sucden menyebutkan bahwa petani Brasil lebih memilih menjual kopi di pasar domestik dibandingkan ekspor yang berdenominasi dolar, meskipun ekspor bisa mendatangkan harga lebih tinggi.
Keputusan ini didorong oleh peningkatan kondisi finansial mereka dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: Menyesap Kopi Langit Arabika Kintamani yang Siap Menembus Pasar Global
Sucden juga melaporkan bahwa stok penyangga Brasil telah menyusut drastis menjadi sekitar 500.000 kantong, jauh di bawah rata-rata tradisional 8 juta kantong.
Hal ini meningkatkan risiko lonjakan harga global jika terjadi gangguan cuaca tambahan.
Secara keseluruhan, Sucden memproyeksikan pasar kopi global akan mengalami defisit untuk tahun keempat berturut-turut.
Selain kopi, harga gula mentah naik 0,4% menjadi 19,30 sen per pon, sementara gula putih meningkat 0,9% ke $516,10 per ton.
Sementara itu, harga kakao New York melonjak 2% menjadi US$11.409 per ton, dan kakao London naik 0,8% ke 9.113 pound per ton.