kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Minyak Bumi Turun ke Level Terendah 3 Tahun Terakhir


Rabu, 11 September 2024 / 07:10 WIB
Harga Minyak Bumi Turun ke Level Terendah 3 Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Harga Minyak Bumi Turun ke Level Terendah 3 Tahun Terakhir. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - Harga minyak bumi Brent mengalami penurunan pada Selasa, menurun ke level terendah sejak Desember 2021.

OPEC+ telah merevisi turun proyeksi permintaan minyak bumi untuk tahun 2024 dan 2025. Harga minyak bumi kini berada di bawah US$70 per barel.

Selasa (10/9), lewat laporannya OPEC memproyeksikan permintaan minyak bumi dunia meningkat sebesar 2,03 juta barel per hari pada tahun 2024, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,11 juta barel per hari.

Baca Juga: Rusia Terima Rudal dari Iran, AS Menambah Sanksi Baru

OPEC juga mengurangi proyeksi pertumbuhan permintaan minyak bumi tahun 2025 menjadi 1,74 juta barel per hari dari sebelumnya 1,78 juta barel per hari.

Data yang dirilis pada Selasa juga menunjukkan bahwa China, salah satu konsumen minyak bumi terbesar di dunia, mengalami peningkatan ekspor pada Agustus dengan laju tercepat dalam hampir 1,5 tahun.

Namun, impor minyak bumi China mengecewakan karena permintaan domestik yang lemah.

Baca Juga: Market Asia Hari Ini: Menanti Data Inflasi AS, Cek Sentimen Lain

"Kami tidak melihat pertumbuhan permintaan minyak bumi di ekonomi maju tahun ini. Stimulus fiskal di China tidak mengangkat sektor konstruksi; itu salah satu alasan mengapa permintaan diesel China menurun," kata Clay Seigle, analis pasar minyak bumi.

Investor kini semakin menghargai kemungkinan perlambatan ekonomi global, menurut Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Saham energi menjadi yang paling terpukul di antara sektor S&P 500 pada Selasa. Hess, Chevron, Occidental Petroleum, Halliburton, SLB, Ovintiv, Devon Energy, semuanya mencatatkan harga terendah dalam 52 minggu pada Selasa.

Baca Juga: Inilah Ponsel China yang Jadi Penantang Berat iPhone 16

Data Penting dalam Berita Ini

Data Nilai
Brent Futures Settlement US$ 69.19
WTI Crude Futures Settlement US$ 65.75
OPEC's Demand Forecast for 2024 2.03 million bpd
OPEC's Demand Forecast for 2025 1.74 million bpd
EIA's Global Oil Demand for 2023 103.1 million bpd
China's Export Growth in August Fastest in nearly 1-1/2 years
Asian Refiners' Margins Lowest seasonal level since 2020
U.S. Gulf of Mexico Oil Production 15% of all domestic oil production
Tropical Storm Francine's Impact Quarter of offshore crude production shut in
API Weekly Oil Stock Data Crude stocks down 2.793 million barrels
API Weekly Oil Stock Data Gasoline inventories down 513,000 barrels
API Weekly Oil Stock Data Distillates up 191,000 barrels

Badai Francine Menghentikan Produksi Minyak Bumi dI Teluk Meksiko

Sementara itu, Badai Tropis Francine menghantam Teluk Meksiko, mengakibatkan operator menghentikan sekitar seperempat produksi minyak bumi lepas pantai, menurut U.S. Bureau of Safety and Environmental Enforcement pada Selasa.

Teluk Meksiko menghasilkan sekitar 15% dari total produksi minyak bumi domestik dan 2% dari total produksi gas alam Amerika Serikat, menurut data federal.

Badai tersebut diperkirakan akan menjadi badai pada Selasa, menurut U.S. National Hurricane Center.

Exxon Mobil, Shell, dan Chevron telah mengeluarkan staf lepas pantai dan menghentikan beberapa operasi minyak bumi dan gas alam di Teluk Meksiko.

Namun, penutupan produksi karena badai belum cukup untuk mengimbangi sentimen permintaan yang lemah dan mendukung harga, kata analis.

Baca Juga: Uni Eropa Bakal Pangkas Tarif yang Diusulkan untuk Tesla dan EV Lain dari China

Sementara itu, data inventori minyak bumi dan bensin Amerika Serikat menurun dalam minggu terakhir.

Sebaliknya, cadangan distilat meningkat, menurut sumber yang mengutip data American Petroleum Institute pada Selasa.

Data API menunjukkan bahwa stok minyak bumi Amerika Serikat turun sebesar 2,793 juta barel dalam minggu yang berakhir pada 6 September, Reuters mengutip sumber yang berbicara dengan syarat anonim.

Stok bensin turun sebesar 513.000 barel, sementara stok distilat naik sebesar 191.000 barel.

Baca Juga: Australia Mengawali Putaran Final Davis Cup dengan Kemenangan

Investor menunggu data inventori minyak bumi mingguan dari EIA yang akan dirilis pada Rabu pukul 10:30 waktu EDT (14:30 GMT).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×