kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Harga Minyak Ditutup Naik US$ 1, Ditopang Terhentinya Pemulihan Ekspor Minyak Irak


Rabu, 24 September 2025 / 05:31 WIB
Harga Minyak Ditutup Naik US$ 1, Ditopang Terhentinya Pemulihan Ekspor Minyak Irak
ILUSTRASI. harga minyak acuan, Brent dan WTI, ditutup menguat lebih dari US$ 1 per barel


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak ditutup naik lebih dari US$ 1 per barel setelah kesepakatan untuk melanjutkan ekspor dari Kurdistan Irak terhenti. Hal ini meredakan kekhawatiran beberapa investor bahwa pemulihan tersebut akan memperburuk kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.

Selasa (23/9/2025), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2025 ditutup menguat US$ 1,06 atau 1,6% ke level US$ 67,63 per barel. 

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2025 juga ditutup naik US$ 1,13 atau 1,8% menjadi US$ 63,41 per barel. 

Kedua harga acuan tersebut berhasil menutup kerugian yang terjadi di sesi sebelumnya, yang cukup signifikan.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Tipis Selasa (23/9) Sore: Brent ke US$66,71 & WTI ke US$62,49

Ekspor minyak pipa dari wilayah Kurdistan Irak ke Turki belum dimulai kembali pada hari Selasa meskipun ada harapan akan tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri kebuntuan, karena dua produsen utama meminta jaminan pembayaran utang. 

Kesepakatan antara pemerintah federal dan pemerintah daerah Kurdistan Irak serta perusahaan-perusahaan minyak bertujuan untuk melanjutkan ekspor sekitar 230.000 barel minyak per hari dari Kurdistan ke pasar global melalui Turki, yang terhenti sejak Maret 2023.

Harga Brent dan WTI telah turun selama empat sesi sebelumnya, turun sekitar 3%.

"Ini adalah contoh sempurna untuk tidak menghitung barel minyak mentah sampai benar-benar dipompa. Pasar terpukul oleh laporan kesepakatan Kurdistan, dan ketiadaan kesepakatan kini telah menarik barel-barel minyak mentah tersebut dari pasar," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. 

Secara keseluruhan, pasar minyak global bersiap menghadapi peningkatan pasokan dan perlambatan permintaan, terhambat oleh adopsi kendaraan listrik dan tekanan ekonomi yang dipicu oleh tarif AS. 

Baca Juga: Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Baru Usai Ditutup ke US$ 3.764 Per Ons Troi

Dalam laporan bulanan terbarunya, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa pasokan minyak dunia akan meningkat lebih pesat tahun ini dan surplus dapat meningkat pada tahun 2026 seiring dengan peningkatan produksi anggota OPEC+ dan peningkatan pasokan dari luar kelompok produsen. 

Namun, risiko membayangi pasar karena para pedagang memantau pertimbangan Uni Eropa untuk sanksi yang lebih ketat terhadap ekspor minyak Rusia, serta eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. 

"Elemen pendukungnya adalah persediaan minyak OECD yang masih rendah," kata analis UBS Giovanni Staunovo, merujuk pada stok di negara-negara berpenghasilan tinggi di seluruh dunia. 

"Di sisi lain, peningkatan ekspor minyak mentah dari OPEC+ menjadi penghambat harga, serta kurangnya sanksi baru yang menargetkan ekspor minyak Rusia." 

Stok minyak mentah dan bensin AS turun, sementara stok distilat naik pekan lalu, ungkap sumber pasar, mengutip data American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa.

Stok minyak mentah turun 3,82 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 September, ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Terseret Komentar Powell

Stok bensin turun 1,05 juta barel, sementara stok distilat naik 518.000 barel dari pekan lalu, ungkap sumber tersebut.

"Pasar akan terus memantau stok distilat, yang merupakan sisi lemah pasar," kata Flynn dari Price Futures Group.

Peningkatan stok distilat akan membantu meredakan kekhawatiran seputar pasokan Rusia di tengah serangan terhadap infrastruktur minyak negara itu, tambah Flynn. Militer Ukraina menyerang dua fasilitas distribusi minyak Rusia di wilayah Bryansk dan Samara semalam, kata staf umum Kyiv.

Selanjutnya: Green Era Energy Kembali Lepas Barito Renewables Energy (BREN)

Menarik Dibaca: Rambut Bau? Kenali Penyebab Rambut Bau dan Tips Kulit Kepala Wangi Sepanjang Hari




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×